Tips Sehat & Bahagia Selama Masa Pandemi Corona
by
Arifah Wulansari
- May 01, 2020
Sudah sebulan lebih saya dan keluarga kecil saya hanya berdiam diri di rumah saja. Sejak tanggal 17 Maret 2020 yang lalu kedua anak saya tidak bisa lagi berangkat sekolah, karena ada instruksi untuk sekolah dari rumah demi kebaikan semua pihak. Suami saya yang bekerja di instansi pemerintah, juga tak bisa lagi bekerja di kantor. Semenjak pemerintah mengumumkan status darurat corona maka instruksinya adalah melakukan work from home. Begitu juga dengan saya yang biasanya seminggu sekali harus bolak balik Jogja - Semarang untuk menyelesaikan studi S2. Kali ini saya juga tak bisa lagi pergi ke kampus karena virus corona ini memang telah mengubah segalanya. Kampus saya juga ditutup, dan semua kegiatan perkuliahan dilaksanakan secara online.
Baca : Perjalanan Ke Semarang Di Tengah Pandemi Corona
Selama berdiam diri di rumah saja, awalnya saya sempat merasa panik dan stres. Apalagi saya sedang dikejar waktu untuk menyelesaikan tesis, sementara disisi lain saya juga punya kewajiban untuk menjadi "ibu guru" bagi kedua anak saya yang harus sekolah dari rumah. Stres ini bertambah manakala saya menyimak perkembangan kasus corona yang saya baca melalui media sosial. Rasanya seperti tidak siap menghadapi kondisi yang tiba - tiba berubah drastis dan tidak tahu kapan semua ini akan berakhir.
Namun seiring berjalannya waktu saya sadar bahwa saya nggak boleh stres apalagi panik dalam menghadapi perubahan ini. Justru saya harus bisa cepat beradaptasi, sehingga kesehatan lahir dan batin saya serta keluarga bisa selalu terjaga. Saya harus tetap sehat dan bahagia selama menghadapi pandemi corona yang terjadi saat ini. Ada beberapa hal yang saya lakukan selama #dirumahaja bersama keluarga. Alhamdulilah tips ini bisa membuat saya bertahan dalam kondisi yang tetap sehat dan bahagia hingga saat ini.
1. Berpikir Positif
Pikiran itu memang ngaruh banget buat kesehatan fisik dan mental kita. Berpikir positif akan membuat hidup jadi lebih optimis, tapi bukan berarti menyepelekan corona ya...Bersikap waspada terhadap virus ini ya kudu tetep, tapi nggak pakai panik apalagi pesimis. Kalau saya sih, selalu mencoba untuk berpikir positif bahwa pandemi ini akan segera berakhir atas pertolongan Allah dan tentunya dari usaha kita semua. Dengan selalu berpikir positif, infonya juga bisa memperkuat sistem imun tubuh kita supaya tidak mudah terserang penyakit.
Pikiran itu memang ngaruh banget buat kesehatan fisik dan mental kita. Berpikir positif akan membuat hidup jadi lebih optimis, tapi bukan berarti menyepelekan corona ya...Bersikap waspada terhadap virus ini ya kudu tetep, tapi nggak pakai panik apalagi pesimis. Kalau saya sih, selalu mencoba untuk berpikir positif bahwa pandemi ini akan segera berakhir atas pertolongan Allah dan tentunya dari usaha kita semua. Dengan selalu berpikir positif, infonya juga bisa memperkuat sistem imun tubuh kita supaya tidak mudah terserang penyakit.
2. Pantang Bangun Siang
Meskipun setiap hari saya dan keluarga hanya berdiam diri di rumah saja, tapi bagi saya tetap pantang yang namanya bangun siang. Karena bangun siang itu justru sering bikin mood jadi jelek, badan pegel-pegel dan nggak fresh. Setiap hari sesudah subuh, lebih baik digunakan untuk olahraga di sekitar rumah atau bersih-bersih rumah. Itu jauh lebih produktif daripada kembali tidur lagi sampai siang. Bangun pagi juga bermanfaat untuk lebih meningkatkan konsentrasi lho, karena otak kita masih dalam kondisi segar. Makanya saya lebih senang membaca, menulis untuk mengerjakan tesis atau ngeblog di pagi hari karena ide-ide di kepala justru bisa mengalir lebih lancar saat pagi hari.
Meskipun setiap hari saya dan keluarga hanya berdiam diri di rumah saja, tapi bagi saya tetap pantang yang namanya bangun siang. Karena bangun siang itu justru sering bikin mood jadi jelek, badan pegel-pegel dan nggak fresh. Setiap hari sesudah subuh, lebih baik digunakan untuk olahraga di sekitar rumah atau bersih-bersih rumah. Itu jauh lebih produktif daripada kembali tidur lagi sampai siang. Bangun pagi juga bermanfaat untuk lebih meningkatkan konsentrasi lho, karena otak kita masih dalam kondisi segar. Makanya saya lebih senang membaca, menulis untuk mengerjakan tesis atau ngeblog di pagi hari karena ide-ide di kepala justru bisa mengalir lebih lancar saat pagi hari.
3. Doing Something Good
Nah..kalau yang ini ngefek banget buat membahagiakan hati selama masa pandemi corona. Ada banyak hal yang menarik yang bisa saya lakukan di rumah misalnya melakukan zumba dengan panduan video dari you tube atau karaokean pakai smule. Setiap hari saya juga rutin menuliskan aktivitas saya dengan menggunakan bullet journal supaya makin semangat. Sesekali saya juga melakukan perawatan diri dengan menggunakan masker dari bahan alami yang ada di rumah seperti kentang, jeruk lemon dan madu untuk lebih mencerahkan kulit wajah. Terbukti lho..hal-hal semacam ini bisa membuat hati saya lebih bahagia.
Nah..kalau yang ini ngefek banget buat membahagiakan hati selama masa pandemi corona. Ada banyak hal yang menarik yang bisa saya lakukan di rumah misalnya melakukan zumba dengan panduan video dari you tube atau karaokean pakai smule. Setiap hari saya juga rutin menuliskan aktivitas saya dengan menggunakan bullet journal supaya makin semangat. Sesekali saya juga melakukan perawatan diri dengan menggunakan masker dari bahan alami yang ada di rumah seperti kentang, jeruk lemon dan madu untuk lebih mencerahkan kulit wajah. Terbukti lho..hal-hal semacam ini bisa membuat hati saya lebih bahagia.
4. Batasi Penggunaan Sosial Media
Terkadang dengan membaca berbagai macam berita yang ada di sosial media malah membuat saya jadi galau. Terutama saat membaca berita yang serem-serem terkait wabah corona. Ya memang sih, saya butuh update informasi untuk meningkatkan kewaspadaan. Tapi kalau terlalu banyak membaca berita yang serem, lama kelamaan malah bisa bikin panik dan ujung-ujungnya stres lagi. Ya sudah akhirnya saya memilih untuk membatasi penggunaan sosial media supaya tidak terlalu banyak terpapar berita negatif yang bisa mengganggu pikiran. Kini sosial media justru lebih banyak saya gunakan untuk mengakses hal-hal yang bisa memotivasi, seperti melihat video tausiah dari ulama atau mengikuti kelas motivasi secara online yang diselenggarakan oleh para motivator.
Terkadang dengan membaca berbagai macam berita yang ada di sosial media malah membuat saya jadi galau. Terutama saat membaca berita yang serem-serem terkait wabah corona. Ya memang sih, saya butuh update informasi untuk meningkatkan kewaspadaan. Tapi kalau terlalu banyak membaca berita yang serem, lama kelamaan malah bisa bikin panik dan ujung-ujungnya stres lagi. Ya sudah akhirnya saya memilih untuk membatasi penggunaan sosial media supaya tidak terlalu banyak terpapar berita negatif yang bisa mengganggu pikiran. Kini sosial media justru lebih banyak saya gunakan untuk mengakses hal-hal yang bisa memotivasi, seperti melihat video tausiah dari ulama atau mengikuti kelas motivasi secara online yang diselenggarakan oleh para motivator.
5. Memperbanyak Ibadah & Berbagi
Saya yakin bahwa wabah corona ini terjadi atas ijin Allah. Sebagai pengingat bagi kita semua untuk memohon ampunan atas dosa yang telah diperbuat, memperbaiki diri serta lebih peduli dengan sesama. Saya juga sangat meyakini bahwa Allah menguji hambanya itu sesuai dengan batas kemampuan masing-masing. Makanya supaya bisa melalui ujian ini dengan baik, kita harus memperbanyak ibadah dan doa. Saya merasa lebih tenang dengan merutinkan sholat dhuha, tahajud, serta membaca dzikir pagi dan petang setiap hari. Tentunya sholat 5 waktu juga jangan sampai ditinggalkan. Semenjak diam di rumah saja, justru saya malah jadi lebih sering sholat jamaah bersama keluarga. Rasanya jadi makin adeeem. Selain itu saya juga memperbanyak sedekah melalui rekening donasi corona yang banyak digalang oleh berbagai lembaga filantropi. Dengan melakukan hal-hal tersebut, hati rasanya semakin tenang dan tentram.
Saya yakin bahwa wabah corona ini terjadi atas ijin Allah. Sebagai pengingat bagi kita semua untuk memohon ampunan atas dosa yang telah diperbuat, memperbaiki diri serta lebih peduli dengan sesama. Saya juga sangat meyakini bahwa Allah menguji hambanya itu sesuai dengan batas kemampuan masing-masing. Makanya supaya bisa melalui ujian ini dengan baik, kita harus memperbanyak ibadah dan doa. Saya merasa lebih tenang dengan merutinkan sholat dhuha, tahajud, serta membaca dzikir pagi dan petang setiap hari. Tentunya sholat 5 waktu juga jangan sampai ditinggalkan. Semenjak diam di rumah saja, justru saya malah jadi lebih sering sholat jamaah bersama keluarga. Rasanya jadi makin adeeem. Selain itu saya juga memperbanyak sedekah melalui rekening donasi corona yang banyak digalang oleh berbagai lembaga filantropi. Dengan melakukan hal-hal tersebut, hati rasanya semakin tenang dan tentram.
6. Disiplin menerapkan kebiasaan hidup bersih & sehat
Untuk menjaga kesehatan jasmani, saya juga menuruti semua nasihat dari para ahli kesehatan seperti konsumsi makanan bergizi, cukup istirahat, olah raga ringan, berjemur di bawah sinar matahari pagi selama 1/2 jam, rajin mencuci tangan termasuk selalu menjaga kebersihan lingkungan rumah. Apalagi waktu saya dan keluarga memang hampir 100 % lebih banyak di rumah saja, keluar rumah hanya saat butuh untuk membeli bahan pokok untuk kehidupan sehari-hari. Kami yang dulu terbiasa jajan makanan di luar, sekarang juga jadi lebih banyak memasak sendiri makanan di rumah. Ketika terpaksa harus keluar rumah, kami juga selalu menggunakan masker serta melaksanakan protokol keluar dan masuk rumah secara disiplin.
Meskipun sudah melaksanakan hal-hal tersebut di atas, tapi pernah juga lho saya dan anak saya yang paling kecil menderita sakit batuk ringan. Tadinya sempat was-was juga waktu si kecil mulai batuk-batuk tanpa henti dan saya juga merasakan kondisi tenggorokan yang gatal dan tidak nyaman. Namun saya tidak berani pergi ke dokter untuk periksa, karena nggak mau ambil resiko. Di masa pandemi seperti ini kalau sakitnya nggak terlalu parah, mending berusaha diobati sendiri di rumah.
Untungnya ada aplikasi Halodoc yang bisa jadi sarana untuk curhat atau konsultasi sama dokter dan bisa diakses cukup dari rumah aja. Melalui Halodoc saya bisa tanya dokter baik dokter umum maupun spesialis cukup dengan cara chatting saja. Selain itu juga bisa beli obat dan vitamin yang akan langsung diantar ke rumah dalam waktu 60 menit saja. Mau menambah wawasan tentang kesehatan juga bisa banget, karena Halodoc juga menyediakan berbagai macam informasi serta artikel kesehatan yang semuanya bisa diakses dalam satu aplikasi.
Alhamdulilah, akhirnya sakit batuk yang diderita anak saya serta ganggguan tenggorokan yang saya alami tidak berlangsung lama. Nggak sampai seminggu keluhan tersebut sudah reda dengan konsumsi vitamin dan istirahat yang cukup. Untuk membantu penyembuhan saya juga menggunakan obat alami berupa jeruk lemon dan madu serta berkumur air garam hangat setiap malam sebelum tidur. Kini kami sudah kembali sehat. Semoga tetep sehat terus buat semuanya dan selalu bahagia tentunya. Saya yakin kondisi ini akan segera membaik dan kita semua bakalan naik kelas menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih sehat dari sebelumnya. InsyaAllah :)
Untuk menjaga kesehatan jasmani, saya juga menuruti semua nasihat dari para ahli kesehatan seperti konsumsi makanan bergizi, cukup istirahat, olah raga ringan, berjemur di bawah sinar matahari pagi selama 1/2 jam, rajin mencuci tangan termasuk selalu menjaga kebersihan lingkungan rumah. Apalagi waktu saya dan keluarga memang hampir 100 % lebih banyak di rumah saja, keluar rumah hanya saat butuh untuk membeli bahan pokok untuk kehidupan sehari-hari. Kami yang dulu terbiasa jajan makanan di luar, sekarang juga jadi lebih banyak memasak sendiri makanan di rumah. Ketika terpaksa harus keluar rumah, kami juga selalu menggunakan masker serta melaksanakan protokol keluar dan masuk rumah secara disiplin.
Meskipun sudah melaksanakan hal-hal tersebut di atas, tapi pernah juga lho saya dan anak saya yang paling kecil menderita sakit batuk ringan. Tadinya sempat was-was juga waktu si kecil mulai batuk-batuk tanpa henti dan saya juga merasakan kondisi tenggorokan yang gatal dan tidak nyaman. Namun saya tidak berani pergi ke dokter untuk periksa, karena nggak mau ambil resiko. Di masa pandemi seperti ini kalau sakitnya nggak terlalu parah, mending berusaha diobati sendiri di rumah.
Bisa cek risiko COVID-19 dan chat dokter gratis di Halodoc |
Alhamdulilah, akhirnya sakit batuk yang diderita anak saya serta ganggguan tenggorokan yang saya alami tidak berlangsung lama. Nggak sampai seminggu keluhan tersebut sudah reda dengan konsumsi vitamin dan istirahat yang cukup. Untuk membantu penyembuhan saya juga menggunakan obat alami berupa jeruk lemon dan madu serta berkumur air garam hangat setiap malam sebelum tidur. Kini kami sudah kembali sehat. Semoga tetep sehat terus buat semuanya dan selalu bahagia tentunya. Saya yakin kondisi ini akan segera membaik dan kita semua bakalan naik kelas menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih sehat dari sebelumnya. InsyaAllah :)