Serunya Green Ramadhan #DiRumahAja
by
Arifah Wulansari
- May 05, 2020
Ramadhan tahun ini sangat berbeda. Tidak seperti ramadhan tahun - tahun sebelumnya dimana saya bisa bebas pergi ke masjid setiap hari, pergi ke kantor setiap hari dan bebas memilih mau ngabuburit dimana saja bersama keluarga ataupun teman. Pandemi yang disebabkan oleh virus corona memang telah membuat ramadhan di seluruh dunia menjadi sangat berbeda. Demi mencegah terjadinya penularan virus yang lebih luas maka banyak tempat umum yang ditutup sementara waktu, seperti perkantoran, sarana pendidikan hingga masjid dan tempat ibadah lainnya.
Meski kondisinya sedang tidak ideal, namun saya sangat bersyukur karena Allah masih mengijinkan saya untuk bertemu lagi dengan bulan ramadhan tahun ini. Walaupun kini suasananya sangat jauh berbeda, namun itu bukan alasan untuk mengeluh. Apalagi sampai tidak bersyukur. Iya..masjid memang ditutup untuk sementara waktu, namun ibadah kepada Allah bisa dilakukan dari mana saja.
Supaya ramadhan tahun ini tetap terasa berkesan meskipun hanya #dirumahaja maka saya memilih tema green ramadhan yang artinya ramadhan tahun ini saya ingin mengajak keluarga saya untuk lebih meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan. Green ramadhan #dirumahaja ini maksudnya adalah menunaikan ibadah puasa ramadhan di rumah saja secara lebih ramah lingkungan, bertanggung jawab secara sosial dan menerapkan ajaran Rasulullah.
Diet Kantong Plastik & Diet Sedotan
Ramadhan ini menjadi momen bagi saya untuk berusaha lebih disiplin dalam melakukan diet kantong plastik dan sedotan. Saat belanja kebutuhan pokok ke warung atau ke supermarket saya berusaha untuk selalu membawa kantong belanja sendiri dari rumah. Jika lupa tidak membawa kantong belanja, maka lebih baik saya tidak menerima kantong plastik yang diberikan oleh sang penjual. Misalnya saat hanya membeli sabun mandi dan pasta gigi, maka saya akan langsung membawanya saja tanpa menggunakan kantong plastik.
Bulan ramadhan kali ini saya juga lebih sering memasak sendiri makanan untuk sahur dan berbuka puasa. Dengan masak sendiri maka saya sudah meminimalisir jumlah sampah plastik dari kemasan pembungkus makanan yang biasa dihasilkan dari aktivitas membeli makanan dari luar. Untuk urusan diet sedotan saya kini menggunakan sedotan stainless steel yang bisa dicuci dan digunakan berulang kali. Kebetulan anak saya masih senang minum dengan menggunakan sedotan sehingga keberadaan sedotan stainless steel ini sangat membantu upaya diet sedotan yang kami lakukan.
Hemat Listrik
Salah satu cara yang bisa dilakukan dalam rangka menjaga kelestarian bumi adalah dengan hemat listrik. Jika penggunaan listrik di rumah bisa dihemat maka penggunaan energi juga otomatis akan ikut hemat. Selama ramadhan #dirumahaja, memang kebutuhan listrik jadi semakin meningkat.
Namun hal tersebut bisa disiasati dengan cara menggunakan listrik seefektif mungkin, yaitu dengan disiplin mencabut kabel atau peralatan listrik dari saklar saat tidak digunakan, hemat penggunaan lampu, menggunakan AC seperlunya saja serta mematikan peralatan elektronik saat tidur. Saya juga menggunakan listrik dengan sistem pulsa di rumah, dengan begitu saya bisa mengontrol penggunaannya secara mandiri dan tentunya jadi termotivasi untuk hemat dalam pemakaian listrik agar belanja pulsa tidak membengkak.
Hemat Air
Kita semua pasti sudah mengetahui bahwa air merupakan hal penting bagi kehidupan. Meskipun keberadaan air melimpah di muka bumi ini, namun 97,5% air di bumi merupakan air asin. Sisanya sebesar 2,5 % merupakan air tawar yang tersimpan di dalam glasier, danau, sungai serta cadangan air tanah.
Jika diprosentase maka ketersediaan air yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia itu hanya sebesar 0,77% dari total air yang ada di muka bumi ini. Maka dari itu penggunaannya harus dihemat. Dengan adanya keterbatasan ketersediaan air, peningkatan jumlah penduduk serta peningkatan pencemaran air maka sudah selayaknya jika upaya penghematan air ini mulai dilakukan dan dibudayakan pada setiap rumah tangga.
Beberapa cara yang bisa saya lakukan untuk menghemat air selama ramadhan #dirumahaja adalah dengan menampung air bekas cucian beras atau sayuran saat memasak, kemudian menggunakannya lagi untuk menyiram tanaman di rumah. Selain itu juga menggunakan air sehemat mungkin saat mandi dan berwudhu, tidak membiarkan kran air menyala saat tidak digunakan dan segera memperbaiki jika terjadi kebocoran pipa.
Memilah & Mengolah Sampah
Ini adalah kegiatan green ramadhan #dirumahaja yang paling seru. Jika selama ini saya biasanya membuang sampah rumah tangga hanya dengan cara langsung dicampur dan dibuang begitu saja ke tempat sampah, maka ramadhan tahun ini saya belajar mulai memilah sampah dan sebisa mungkin meminimalisir jumlah sampah rumah tangga yang dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah.
Masa social distancing seperti sekarang merupakan saat yang tepat untuk membiasakan diri memilah dan mengolah sampah rumah tangga. Daripada gabut atau cuma rebahan nggak jelas di rumah karena tak bisa pergi kemana-mana, maka belajar memilah sampah setiap hari akan jadi kegiatan yang bermanfaat untuk mengisi waktu luang.
Tujuan utamanya sih untuk mengurangi sampah yang dihasilkan dari rumah tangga. Apalagi dalam masa social distacing seperti sekarang, dimana waktu saya dan keluarga lebih banyak kami habiskan di rumah saja. Hal ini tentu juga berdampak pada meningkatnya jumlah produksi sampah rumah tangga. Anak-anak saya libatkan dalam kegiatan memilah sampah dan mereka ternyata antusias. Yang pertama kami lakukan adalah membuat kotak atau wadah untuk tempat memilah sampah. Tidak perlu membeli tempat sampah baru, saya cukup membuatnya dari bahan kardus yang tidak terpakai di rumah serta memanfaatkan tempat sampah yang sudah ada.
Saya juga belajar mengolah sampah organik di rumah dengan menggunakan komposter gerabah. Sampah organik sebaiknya memang tidak dibuang ke TPA, melainkan diolah sendiri di rumah sebagai pupuk organik. Jujur saja, saat ini saya masih dalam tahap belajar mengolah sampah organik.
Namun yang jelas saya sudah mulai memisahkan antara sampah organik dan non organik. Untungnya saya masih memiliki halaman rumah sehingga jika saya sedang malas mengolah sampah organik dengan menggunakan komposter gerabah maka ada cara paling praktis yang bisa dilakukan yaitu dengan mengubur sampah organik ke dalam tanah. Sampah organik akan cepat terurai di dalam tanah dan bisa menjadi pupuk alami yang menyuburkan tanaman. Ini jauh lebih bermanfaat ketimbang membuang sampah organik ke TPA yang efeknya akan menimbulkan bau busuk.
My green ramadhan poster dan checklist dapat dari printable stuff mbak D.K Wardhani. Foto : Dok.Pribadi |
Diet Kantong Plastik & Diet Sedotan
Ramadhan ini menjadi momen bagi saya untuk berusaha lebih disiplin dalam melakukan diet kantong plastik dan sedotan. Saat belanja kebutuhan pokok ke warung atau ke supermarket saya berusaha untuk selalu membawa kantong belanja sendiri dari rumah. Jika lupa tidak membawa kantong belanja, maka lebih baik saya tidak menerima kantong plastik yang diberikan oleh sang penjual. Misalnya saat hanya membeli sabun mandi dan pasta gigi, maka saya akan langsung membawanya saja tanpa menggunakan kantong plastik.
Bulan ramadhan kali ini saya juga lebih sering memasak sendiri makanan untuk sahur dan berbuka puasa. Dengan masak sendiri maka saya sudah meminimalisir jumlah sampah plastik dari kemasan pembungkus makanan yang biasa dihasilkan dari aktivitas membeli makanan dari luar. Untuk urusan diet sedotan saya kini menggunakan sedotan stainless steel yang bisa dicuci dan digunakan berulang kali. Kebetulan anak saya masih senang minum dengan menggunakan sedotan sehingga keberadaan sedotan stainless steel ini sangat membantu upaya diet sedotan yang kami lakukan.
Hemat Listrik
Salah satu cara yang bisa dilakukan dalam rangka menjaga kelestarian bumi adalah dengan hemat listrik. Jika penggunaan listrik di rumah bisa dihemat maka penggunaan energi juga otomatis akan ikut hemat. Selama ramadhan #dirumahaja, memang kebutuhan listrik jadi semakin meningkat.
Memasang stiker vampir listrik pada saklar, supaya selalu ingat untuk mencabut kabel listrik saat tidak digunakan. Foto : Dok.Pribadi |
Hemat Air
Kita semua pasti sudah mengetahui bahwa air merupakan hal penting bagi kehidupan. Meskipun keberadaan air melimpah di muka bumi ini, namun 97,5% air di bumi merupakan air asin. Sisanya sebesar 2,5 % merupakan air tawar yang tersimpan di dalam glasier, danau, sungai serta cadangan air tanah.
Jika diprosentase maka ketersediaan air yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia itu hanya sebesar 0,77% dari total air yang ada di muka bumi ini. Maka dari itu penggunaannya harus dihemat. Dengan adanya keterbatasan ketersediaan air, peningkatan jumlah penduduk serta peningkatan pencemaran air maka sudah selayaknya jika upaya penghematan air ini mulai dilakukan dan dibudayakan pada setiap rumah tangga.
Beberapa cara yang bisa saya lakukan untuk menghemat air selama ramadhan #dirumahaja adalah dengan menampung air bekas cucian beras atau sayuran saat memasak, kemudian menggunakannya lagi untuk menyiram tanaman di rumah. Selain itu juga menggunakan air sehemat mungkin saat mandi dan berwudhu, tidak membiarkan kran air menyala saat tidak digunakan dan segera memperbaiki jika terjadi kebocoran pipa.
Memilah & Mengolah Sampah
Ini adalah kegiatan green ramadhan #dirumahaja yang paling seru. Jika selama ini saya biasanya membuang sampah rumah tangga hanya dengan cara langsung dicampur dan dibuang begitu saja ke tempat sampah, maka ramadhan tahun ini saya belajar mulai memilah sampah dan sebisa mungkin meminimalisir jumlah sampah rumah tangga yang dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah.
Si kecil antusias belajar memilah sampah. Foto : Dok.Pribadi |
Mumpung banyak waktu di rumah, yuk belajar pilah sampah
Tujuan utamanya sih untuk mengurangi sampah yang dihasilkan dari rumah tangga. Apalagi dalam masa social distacing seperti sekarang, dimana waktu saya dan keluarga lebih banyak kami habiskan di rumah saja. Hal ini tentu juga berdampak pada meningkatnya jumlah produksi sampah rumah tangga. Anak-anak saya libatkan dalam kegiatan memilah sampah dan mereka ternyata antusias. Yang pertama kami lakukan adalah membuat kotak atau wadah untuk tempat memilah sampah. Tidak perlu membeli tempat sampah baru, saya cukup membuatnya dari bahan kardus yang tidak terpakai di rumah serta memanfaatkan tempat sampah yang sudah ada.
Belajar pilah sampah #dirumahaja. Foto : Dok. Pribadi |
Komposter gerabah & halaman rumah, untuk mengolah sampah organik. Foto : Dok.Pribadi |
Belanja Online Yang Ramah Lingkungan
Selama ramadhan ini saya dan keluarga memang lebih banyak #dirumahaja. Wajar jika rasa bosan terkadang melanda. Terutama anak-anak yang biasanya bisa bebas pergi bermain kemana saja. Meskipun saya sudah berusaha menyibukkan mereka dengan berbagai aktivitas seperti menghias rumah untuk menyambut ramadhan, mengaji bersama, belajar memilah sampah serta bermain bersama, namun anak-anak saya kadang tetap saja mengeluh merasa bosan.
Menghias kamar untuk menyemarakkan suasana ramadhan #dirumahaja. Foto : Dok.Pribadi |
Biasanya anak-anak akan minta pergi ke mall untuk memilih mainan favorit. Namun saat ini kami tidak bisa pergi ke mall. Makanya anak-anak saya beri kebebasan untuk memilih mainan favorit mereka melalui Shopee. Kedua anak saya masing-masing memilih mainan yang berbeda. Anak laki-laki saya memilih mainan hotwheel mega hauler, sementara anak perempuan saya memilih mainan boneka melchan. Dengan belanja di Shopee saya bisa mendapatkan harga yang jauh lebih hemat dengan kualitas barang original.
Bisa mendapat harga spesial banget di Shopee. Foto : Dok. Pribadi |
Belanja online di Shopee memang menjadi hiburan tersendiri untuk menghilangkan rasa bosan di tengah masa pandemi corona. Apalagi di Shopee juga sedang ada promo Shopee Big Ramadhan Sale, dimana kita akan mendapatkan gratis ongkir Xtra dan pasti diskon 50%. Selain itu saya juga bisa klaim berbagai macam voucher yang tersedia serta mengumpulkan koin shopee yang dapat digunakan lagi untuk berbelanja sehingga pengeluaran semakin hemat. Sambil belanja di Shopee, saya juga berkesempatan untuk ikut berdonasi demi membantu tenaga medis serta masyarakat yang terdampak corona melalui menu donasi yang tersedia.
Anak-anak hepi dengan mainan barunya. Foto : Dok.Pribadi |
Belanja online yang saya lakukan ini bisa dilakukan dengan cara yang ramah lingkungan lho, yaitu dengan memilih toko online yang berada di dalam negeri dan jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal saya. Dengan begitu jejak karbon yang dihasilkan dari kegiatan transportasi barang akan lebih sedikit ketimbang berbelanja online di toko yang jauh lokasinya.
Selain itu kemasan produk atau packagingnya yaitu berupa kardus pembungkus mainan, bisa saya pilah untuk saya sumbangkan ke bank sampah. Saat belanja online kita bisa kok minta kepada penjualnya agar tidak menggunakan plastik untuk membungkus paket pengiriman, cukup pakai kardus saja. Dengan begitu saya sudah berupaya mengurangi jumlah sampah plastik yang dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah.
Pengiriman Paket dari Shopee menggunakan bungkus kardus yang bisa disumbangkan ke Bank Sampah |
Meskipun kami belum benar-benar bisa menerapkan zero waste, namun kini jumlah sampah yang kami buang ke TPA sudah jauh berkurang dari sebelumnya. Karena sampah organik sudah kami kelola sendiri yaitu dengan menggunakan komposter gerabah atau dikubur. Sementara sampah non organik seperti botol, kardus dan kemasan makanan yang bisa didaur ulang juga sudah kami kumpulkan tersendiri untuk disumbangkan ke bank sampah.
Hasil pilah sampah untuk disumbangkan ke Bank Sampah. Foto : Dok.Pribadi |
Tulisan ini Diikutsertakan Dalam
Kontes Blog #THRBigRamadhanSale2020 Bersama Shopee
Kontes Blog #THRBigRamadhanSale2020 Bersama Shopee