Pengembangan N219 : Momentum Untuk Memperkuat Ekosistem Kedirgantaraan Menuju Indonesia Maju 2045

by - December 19, 2022

Masih ingat dengan Pesawat N250 Gatotkaca?Pesawat tersebut merupakan saksi sejarah sekaligus penanda bahwa dua puluh tujuh tahun yang lalu, Indonesia mampu membuat pesawat terbang dengan teknologi yang canggih fly by wire. Pada saat itu, N250 merupakan pesawat pertama di kelasnya, subsonic speed, yang menggunakan fitur fly by wire serta merupakan pesawat ketiga yang menggunakan teknologi fly by wire selain Airbus A340 dan Boeing 767. Kedua pesawat tersebut merupakan pesawat penumpang jet berkapasitas besar, sedangkan N250 merupakan pesawat turboprop berkapasitas 50 orang dengan 6 bilah baling-baling yang dirancang untuk menjadi alat transportasi antar pulau atau antar kota. 

Sumber : kompas.com
Di masa kecil, sayapun sempat ikut menyaksikan momen penerbangan pertama pesawat N250 melalui layar Televisi. Gemuruh suara takbir serta sorak sorai haru menyertai penerbangan pertama yang berjalan mulus dari bandara Husein Sastranegara, Bandung. Dari layar televisi saya juga menyaksikan kehadiran Presiden Soeharto dan BJ Habibie yang tampak sangat bangga sekaligus terharu menyaksikan pesawat pertama karya anak bangsa berhasil mengudara. Namun sayangnya, kala itu mimpi bangsa Indonesia untuk dapat membangun industri kedirgantaraan harus kandas lantaran terpaan badai krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998. Proyek pengembangan pesawat N250 terhenti dan hanya disimpan di hanggar milik PT Dirgantara Indonesia selama 25 tahun. Akhirnya pada tahun 2020 pesawat ini dipindahkan ke Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala (Muspusdirla) Yogyakarta.

Perjalanan Panjang Pengembangan N219

Di tahun 2020, tepatnya pada tanggal 22 Desember 2020 PT Dirgantara Indonesia berhasil mendapatkan Type Certificate CASR Type 23 dari Directorate General of Civil Aviation (DGCA) Indonesia untuk pesawat N219 yang merupakan pesawat hasil kerjasama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Pesawat hasil karya anak bangsa ini terbang pertama kali pada tahun 2017 dan didesain sebagai moda transportasi penyambung tol laut yang pengembangannya merupakan bagian dari program nasional yang bertujuan untuk menciptakan pesawat udara jarak menengah dalam rangka membangun konektivitas serta memobilisasi daerah-daerah terluar, terpencil dan tertinggal serta mempertahankan penguasaan teknologi kedirgantaraan.

Menurut Bapak Batara Silaban selaku Director of Production PT Dirgantara Indonesia, Pesawat N219 adalah pesawat yang prototyping hingga sertifikasinya benar-benar dikerjakan oleh anak bangsa dan merupakan salah satu icon untuk membangun industri kedirgantaraan di Indonesia. 

Sumber : Youtube Bappenas RI

Latar belakang pengembangan N219 adalah banyaknya daerah di Indonesia yang sulit diakses, sehingga pesawat ini dirancang untuk dapat beroperasi di daerah dengan karakteristik seperti daerah dataran tinggi, landasan pacu/lapangan terbang yang pendek dan tidak sempurna, pengoperasian bandara yang terbatas, cuaca yang tidak dapat diprediksi, fasilitas bandara yang terbatas dan daerah pegunungan. 

Pesawat ini sangat sesuai dengan karakteristik kepulauan Indonesia, contohnya seperti di daerah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku hingga Papua. Hal ini disampaikan oleh Bapak Batara Silaban pada kegiatan acara puncak Indonesia Development Forum (IDF) 2022 yang diselenggarakan di Bali pada tanggal 21-22 November 2022. IDF merupakan konferensi internasional yang diselenggarakan oleh Kementerian PPN/Bappenas sejak tahun 2017 dan merupakan wadah bagi praktisi pembangunan di Indonesia untuk saling bertukar gagasan demi mendorong pemikiran serta pendekatan baru dalam menghadapi berbagai tantangan pembangunan di Indonesia. Pada tahun 2022 penyelenggaraan IDF mengusung tema The 2045 Agenda : New Industrialization Paradigm For Indonesia's Economic Transformation dan pengembangan pesawat N219 menjadi salah satu topik utama yang menarik dibahas dalam forum tersebut.

Selain untuk mendukung konektivitas, N219 juga dirancang untuk dapat mendukung kegiatan distribusi logistik, pelayanan kesehatan, bantuan & evakuasi bencana, pertahanan keamanan serta pengembangan pariwisataPengembangan pesawat N219 kini telah menunjukkan hasil yang membanggakan. Pada 3 November 2022 PTDI telah menandatangani kontrak dengan PT KLI untuk pembuatan 11 Unit pesawat N219 serta terdapat 2 kontrak potensial di tahun 2023 yaitu pembuatan 10 unit N219 untuk TNI AD dan 3 unit N219 untuk Provinsi Kepri. Adapun feature dari pesawat N219 ini adalah memiliki kabin yang luas, kemampuan short take off dan landing dibawah 800 m, serta dilengkapi dengan wide window dan wide side door

Sumber : Youtube Bappenas RI
Hal yang tak kalah membanggakan dari N219 adalah pesawat ini memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 44,69% dimana proses pembuatannya melibatkan 19 industri domestik serta 3 institusi pendidikan dan beberapa lembaga lain yang terkait. Di masa depan, pemerintah mengharapkan TKDN dari N219 dapat ditingkatkan menjadi 60%. Hal ini tentu membutuhkan sinergi dan kolaborasi dari berbagai sektor sehingga dibutuhkan ekosistem yang dapat mendukung pengembangan industri pesawat di Indonesia.

N219 merupakan pengalaman pertama bagi bangsa Indonesia dimana proses rancang bangun pesawat hingga sertifikasinya dikerjakan sendiri oleh Indonesia. Ini merupakan perjuangan panjang bagi semua pihak yang terlibat dimana melibatkan hampir 400-an engineers serta berbagai stakeholder terkait. Saat ini PTDI juga sedang mengembangkan N219 amphibious aircraft yaitu dengan upaya memperkuat basic aircraft dari N219 dan harapannya di tahun 2024 pesawat N219 model amphibi ini dapat disertifikasi.

Sumber : Youtube Bappenas RI
Untuk mendukung rencana tersebut maka harus disusun suatu industrialization strategy mulai dari kolaborasi rantai pasok, pengembangan metode perakitan, pengembangan ekosistem kedirgantaraan serta di tingkat advance adalah menerapkan teknologi perakitan semi otomatis dengan sistem robot. Sejauh ini pengembangan N219 telah melibatkan banyak pelaku industri lokal sehingga para pelaku industri tersebut sangat potensial untuk terus menerus dilibatkan dalam membangun ekosistem. Selain itu yang tak kalah penting adalah membangun ekosistem purna jual sehingga dibutuhkan sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, industri serta institusi pendidikan untuk memperkuat industri kedirgantaraan di Indonesia.

Peta Jalan Pengembangan Ekosistem Industri Kedirgantaraan Untuk Industri Kedirgantaraan Yang Tangguh dan Berdaya Saing

Industri kedirgantaraan memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Keberhasilan PTDI dalam membuat pesawat N219 merupakan momentum penting bagi pengembangan ekosistem industri kedirgantaraan. Industri pesawat terbang dapat menjadi sektor pendorong industrialisasi Indonesia karena industri ini dapat mendukung pengembangan rantai pasok sehingga mampu menciptakan efek pengganda bagi ekonomi, mendukung pertumbuhan industri lain serta mendukung adopsi teknologi dan meningkatkan produktivitas ekonomi. Dalam hal penyerapan tenaga kerja, industri kedirgantaraan dapat memberikan efek pengganda tenaga kerja sebesar 2,5, artinya jika pemerintah dapat menciptakan 1 juta lapangan kerja industri pesawat terbang maka akan dapat menciptakan tenaga kerja secara tidak langsung sebesar 2,48 juta. Selain itu industri kedirgantaraan juga merupakan industri dengan rata-rata upah terbesar kedua setelah sektor IT, sehingga jika pemerintah ingin meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat maka pemerintah harus mampu menciptakan sektor industri yang bisa memberikan upah atau gaji yang tinggi bagi pegawainya. Hal ini disampaikan oleh Ibu Amalia Adininggar Widyasanti, ST, M.Si, M.Eng, PhD atau yang biasa disapa Ibu Winny selaku Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas RI dalam opening speechnya sebagai salah satu rangkaian acara puncak Indonesia Development Forum 2022.

Sumber : Youtube Bappenas RI
Namun masih ada banyak tantangan dalam mewujudkan cita-cita mulia tersebut yaitu kurang konsistennya pengembangan industri dirgantara, rendahnya jumlah dan kemampuan SDM industri, rendahnya dukungan riset dan pengembangan industri, infrastruktur dirgantara kurang memadai, iklim bisnis dan investasi kurang kompetitif serta rendahnya dukungan pembiayaan dan mitra strategis. Sehingga untuk menjawab tantangan tersebut maka pada sesi ini beliau menyampaikan tentang Peta Jalan Pengembangan Ekosistem Industri Kedirgantaraan yang telah disusun oleh Kementerian PPN/Bappenas dan telah diluncurkan pada hari pertama acara puncak IDF 2022 oleh Bapak Suharso Monoarfa selaku Menteri PPN/Kepala Bappenas. 

Pengembangan Ekosistem Industri Kedirgantaraan dilakukan secara terfokus dan mendalam melalui pengembangan 4 pilar industri kedirgantaraan yang dikelompokkan ke dalam produk dirgantara yaitu industri pesawat terbang, komponen dan rantai pasok, serta jasa dirgantara dan ekosistem pendukung yang meliputi maintenance, repair, overhaul (MRO) dan jasa purna jual serta jasa penerbangan dan kebandarudaraaan. Pengembangan 4 pilar industri kedirgantaraan tersebut juga perlu didukung oleh 6 misi yang memampukan penyediaan ekosistem yang kondusif dan berdaya saing.

Sumber : Peta Jalan Pengembangan Ekosistem Industri Kedirgantaraan 2022-2045
Adapun peta ekosistem industri kedirgantaraan di Indonesia saat ini mencakup lembaga pemerintah, lembaga sertifikasi, industri pesawat terbang dan komponennya, industri MRO, operator/maskapai, lembaga RD&D, lembaga pendidikan dan pelatihan pada tingkat akademi dan perguruan tinggi serta lembaga keuangan.
Sumber : Peta Jalan Pengembangan Ekosistem Industri Kedirgantaraan 2022-2045
Berbagai langkah dan strategi telah dirumuskan dalam dokumen tersebut dan dengan disusunnya peta jalan pengembangan ekosistem industri kedirgantaraan, diharapkan para pihak dan pemangku kebijakan tidak berjalan sendiri-sendiri serta dapat memiliki visi yang sama dalam memperkuat ekosistem industri kedirgantaraan di Indonesia. Pada akhirnya nanti Industri kedirgantaraan diharapkan mampu menjadi penggerak industrialisasi dalam kerangka transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan yaitu dengan cara mendorong strategi produktivitas sektor ekonomi melalui proses industrialisasi.

Sinergi Untuk Memperkuat Ekosistem Kedirgantaraan

Peta jalan pengembangan ekosistem industri kedirgantaraan telah disusun oleh Bappenas, selanjutnya diperlukan langkah nyata dari semua pihak untuk dapat bersinergi dalam rangka memperkuat ekosistem kedirgantaraan. Sumber daya manusia merupakan salah satu hal yang memegang peran penting sehingga investasi SDM yang memiliki penguasaan teknologi tinggi harus terus ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitasnya. Dalam hal ini peran institusi pendidikan seperti Institut Teknologi Bandung sangatlah penting. 

ITB memiliki Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) dimana pengembangan ilmu teknik dirgantara mulai diinisiasi sejak tahun 1962 dan berdiri menjadi departemen pada tahun 1997. Saat ini FTMD memiliki mahasiswa sekitar 2000-an orang dan lulusannya rata-rata langsung bekerja di industri kedirgantaraan baik di dalam maupun luar negeri. Selain itu dosen, mahasiswa hingga lulusan Teknik Dirgantara ITB juga selalu terlibat aktif pada setiap langkah pengembangan teknologi strategis kedirgantaraan Indonesia termasuk dalam pengembangan pesawat N219.
Sumber : Youtube Bappenas RI
Menurut Bapak Prof. Hari Muhamad selaku dosen Institut Teknologi Bandung, pada prinsipnya industri dirgantara terdiri dari 4 unsur utama yaitu unsur industri itu sendiri dan ditambah 3 unsur penyokong yaitu pendidikan, riset dan otoritas dimana setiap unsur memiliki ekosistemnya sendiri. Pemerintah memiliki posisi ditengah sebagai unsur pemersatu yang memastikan terjadinya sinergi, kestabilan, arus investasi dan keberlanjutan ekosistem demi tercapainya tujuan nasional. Pengembangan SDM kedirgantaraan di ITB, selama ini sangat terbantu dengan adanya agenda nasional terkait pengembangan teknologi dirgantara sejak tahun 1962 namun permasalahan yang dihadapi saat ini adalah intake SDM kurang berkembang karena keterbatasan lokasi pendidikan di ITB. Selain itu lulusan FTMD ITB lebih banyak yang tertarik untuk terjun ke industri dirgantara ketimbang menempuh pendidikan yang lebih tinggi untuk menjadi pengajar/dosen demi mengembangkan Iptek bidang kedirgantaraan. Untuk mengatasi terjadinya gap tersebut maka disusunlah masterplan yaitu pembangunan pusat dan fasilitas AeRI (Aerospace Engineering Education, Research & Innovation Xcelleration) sebagai titik tolak untuk pengembangan ilmu dan teknologi dirgantara di FTMD ITB. Harapannya AeRI akan dapat memicu rangkaian program-program untuk penguasaan teknologi strategis dirgantara nasional di masa mendatang.

Dalam mengembangkan industri kedirgantaraan di Indonesia, diharapkan juga dapat relevan dengan perkembangan pasar serta dapat beradaptasi mengikuti standar keberlanjutan/lingkungan (seperti tingkat emisi dan kebisingan) serta standar pemeliharaan dan perbaikan (AMO/MRO). Dalam acara puncak Indonesia Development Forum yang diselenggarakan oleh Kementerian PPN/Bappenas, Bapak Ilham Habibie selaku pakar penerbangan Indonesia juga menyampaikan ide - ide tentang pengembangan teknologi pesawat di masa depan yang lebih ramah lingkungan seperti pengembangan pesawat dengan teknologi listrik, hybrid serta penggunaan hidrogen cair sebagai bahan bakar alternatif. Selain itu beliau juga menyampaikan tentang ide penggunaan kembali bahan material seperti logam, plastik dan sebagainya serta digitalisasi dalam rancang bangun pesawat dengan menggunakan simulasi metaverse sehingga hal ini dapat memberikan dampak pada proses desain pesawat yang lebih hemat biaya, hemat waktu namun tetap terjamin kualitas serta keamanan produknya.
Sumber : Youtube Bappenas RI
Selain pengembangan SDM serta teknologi, salah satu faktor penentu untuk kesuksesan komersialisasi N219 adalah dukungan pendanaan. Tahapan Entry Into Service (EIS) untuk N219 diharapkan dapat terlaksana pada tahun 2023/2024, namun dengan syarat bahwa pendanaan untuk jig & tools, jalur perakitan akhir, pengadaan bahan impor harus siap/tersedia. Skema customer financing melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah atau pengguna lainnya menjadi salah satu opsi yang dapat disiapkan untuk mendukung EIS dan produksi massal N219 ke depan. Selain itu opsi pendirian leasing company oleh pemerintah juga dapat menjadi salah satu strategi yang perlu dipertimbangkan mengingat mahalnya biaya produksi serta kegiatan pengadaan pesawat terbang.
Sumber : Youtube Bappenas RI
Dalam mengembangkan ekosistem kedirgantaraan, N219 merupakan produk unggulan yang mendapatkan prioritas. Menurut Bapak Samudra Sukardi selaku executive advisor PTDI dan Bappenas, idealnya ekosistem yang dibentuk harus dikoordinir oleh suatu Badan Koordinator Kedirgantaraan sehingga dapat disusun regulasi atau kebijakan yang dapat menyatukan langkah semua bagian ekosistem tersebut. Diharapkan dalam kebijakan tersebut terdapat poin-poin yang mendukung industri penerbangan secara lebih jelas seperti :

  1. Memberi kemudahan terhadap akses financial secara bisnis oriented
  2. Memulihkan kemampuan pendanaan (start up capital) demi menangkap peluang terhadap kebutuhan daerah
  3. Mendorong potensial market yang ada ( Kebutuhan daerah, Pertahanan, Bakamla, Pertanian dan Pariwisata) agar menjadi pemesan (order) yang nyata ( aircraft project yang sustainable)
  4. Kebijakan yang mempermudah dan memberikan fleksibilitas terhadap syarat-syarat atau prosedur transaksi pembelian pesawat dan keringanan pajak mewah bagi pembelian pesawat udara (produk lokal)
  5. Menguatkan peta jalan pengembangan industri kedirgantaraan Indonesia yang telah dibuat menjadi suatu referensi baku dan terus terupdate serta mudah diikuti oleh seluruh stakeholder.
Pengembangan industri kedirgantaraan di Indonesia merupakan suatu keniscayaan karena Indonesia adalah negara kepulauan yang membutuhkan sarana untuk mendukung konektivitas antar daerah dan antar pulau. Bapak Samuel Resoeboen selaku perwakilan dari Kabupaten Puncak Jaya Papua menyampaikan bahwa di Papua sangat dibutuhkan pesawat seperti N219 dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil. Sebagai contoh kasus adalah kondisi di Kabupaten Puncak jaya yang secara geografis berada pada ketinggian 2.600 - 4.000 meter di atas permukaan laut, bergunung-gunung serta akses masuk ke kabupaten hanya bisa dilakukan dengan pesawat. Selama ini pemerintah daerah telah menggunakan pesawat produksi asing, namun beberapa pesawat tersebut tidak berumur panjang mengingat beratnya medan penerbangan di daerah papua. Harapannya pengembangan pesawat N219 bisa menjadi pesawat hasil karya anak bangsa yang tangguh dan mampu menaklukkan medan berat di Papua serta daerah terpencil lainnya di Indonesia.
Sumber : Youtube Bappenas RI
Bapak Samuel juga menceritakan tentang pengalaman mengelola pesawat dengan mendirikan BUMD. Dengan cara ini pemerintah daerah bisa memiliki operator sendiri sehingga ketika bupati harus bepergian dengan menggunakan pesawat maka tidak perlu lagi membayar kepada operator lain. Beliau juga menyampaikan tentang peluang untuk mendirikan MRO untuk N219 di Papua sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru yang menghasilkan multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat seperti yang disampaikan oleh Bapak Samudra Sukardi dalam paparannya. Demi tercapainya tujuan tersebut maka sinergi dan kolaborasi untuk memperkuat ekosistem kedirgantaraan mutlak diperlukan.
Sumber : Youtube Bappenas RI

 
Kesimpulan

Dahulu, penerbangan perdana N250 Gatotkaca pada tanggal 10 Agustus 1995 merupakan hadiah ulang tahun emas 50 tahun kemerdekaan Indonesia sekaligus menjadi ajang pembuktian bahwa bangsa Indonesia mampu bersaing dengan bangsa lain dalam bidang teknologi kedirgantaraan. Namun sayangnya saat itu hadiah yang diberikan masih terbatas pada kemampuan untuk membuat dan menerbangkan pesawat saja, belum sampai pada tahap pengembangan industri pesawat serta produksi massal untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Sumber : kompas.com
Kini pengembangan industri kedirgantaraan di Indonesia bukan lagi sekedar wacana. Dengan diluncurkannya Peta Jalan Pengembangan Ekosistem Industri Dirgantara pada kegiatan acara puncak Indonesia Development Forum (IDF) 2022 maka seluruh stakeholder ditantang untuk melaksanakan apa yang tertuang dalam dokumen tersebut secara nyata dan kompak antar satu sama lain. Pengembangan N219 merupakan sebuah momentum yang strategis untuk membangun serta memperkuat ekosistem kedirgantaraan menuju Indonesia maju 2045. 

Jika ekosistemnya kuat, maka industri dirgantara akan dapat berkembang pesat 
Apabila langkah pengembangan industri kedirgantaraan ini berjalan lancar maka bukan tidak mungkin kelak saat Indonesia merayakan ulang tahun kemerdekaannya yang ke-100, negara ini telah mampu bertransformasi menjadi negara maju yang tak kalah bersaing dengan negara maju lainnya.

You May Also Like

0 comments

Terimakasih Teman-Teman Semua Atas Komentarnya :)