Susu soya anak terbaik untuk si anak alergi, pendamping tepat bagi masa emas yang tak bisa kembali

by - September 04, 2020


Children are only young once and they grow up too fast
Rasanya baru kemarin saya melahirkan Tifa ke dunia, melihat senyum pertamanya, langkah pertamanya hingga akhirnya dia bisa berlari dan berceloteh riang serta tumbuh menjadi anak yang lincah dan pintar seperti sekarang. Waktu terasa berjalan begitu cepat, tahu-tahu sekarang Tifa sudah berusia 4 tahun dan sudah sekolah TK. Membesarkan anak kedua, rasanya memang jauh lebih cepat daripada saat baru punya anak pertama. Mungkin karena fokus saya terbagi dua yaitu mengurus si kakak dan si adik, makanya jadi tidak terasa.

Meskipun waktu terasa berjalan cepat sekali, tapi saya masih ingat tentang berbagai momen yang saya lalui dalam mendampingi tumbuh kembang anak saya. Ada begitu banyak tawa, canda serta tak jarang juga drama yang sudah saya lewati bersama anak-anak. Drama yang dulu pernah membuat saya stres karena kedua anak saya sama-sama punya bakat alergi yang menurun dari suami saya. Secara genetik alergi memang bisa diturunkan dari orang tua kepada anaknya, dan ini benar-benar terjadi pada keluarga saya. Anak pertama dulu pernah alergi susu sapi dan telur saat masih kecil. Selain itu ia juga sangat peka sekali terhadap debu. Jika terpapar zat alergen sedikit saja, maka hidungnya akan mengeluarkan lendir tiada henti hingga kadang menyebabkan gangguan pernapasan.
Anak ini cepat sekali tumbuh besarnya :)
Anak kedua saya Tifa, memiliki alergi yang berbeda dengan kakaknya. Tifa tidak alergi pada debu, namun cenderung mengarah ke makanan seperti udang, coklat serta susu sapi. Saya mulai curiga Tifa alergi pada suatu jenis makanan saat ia berusia 7 bulan. Saat itu saya sedang dalam proses mengenalkan MP ASI untuk Tifa. Tanpa sebab yang jelas, tiba-tiba muncul banyak bercak berwarna merah pada sekujur tubuhnya. Bentuknya seperti gigitan nyamuk tapi permukaannya rata. Karena panik, langsung saya bawa Tifa ke dokter. Kata dokter, mungkin itu reaksi alergi yang nanti akan hilang dengan sendirinya. Namun saat itu belum dapat didiagnosa apa yang menjadi penyebab alergi pada Tifa. Benar saja, setelah 3 hari bercak merah di kulit Tifa memang menghilang dengan sendirinya.

Kemudian saya mulai melupakan soal alergi pada Tifa. Saya yakin Tifa tidak akan menderita alergi seperti kakaknya, karena saya berhasil memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan kepada Tifa. Berbeda dengan si kakak, yang dulu sempat gagal program ASI eksklusifnya. Namun ternyata drama alergi kembali terjadi saat Tifa berumur satu tahun. Suatu hari tiba-tiba Tifa muntah tiada henti. Hal ini terjadi dari siang hingga malam hari. Padahal saat pagi hari sebelum saya tinggal pergi bekerja, Tifa tampak baik-baik saja. Yang saya ingat pada hari itu saya menyiapkan menu makanan yang mengandung udang. Itu memang pertama kalinya Tifa mencoba konsumsi udang. Lagi-lagi saya bawa Tifa ke dokter dan diberikan obat anti muntah. Alhamdulilah muntahnya berhenti. Sejak saat itu saya tidak pernah lagi berani memberikan makanan yang mengandung udang untuk Tifa.

Drama alergi kembali terjadi saat Tifa berusia 2 tahun, saat itu dia sedang senang-senangnya minum susu coklat. Bersamaan dengan hal tersebut, Tifa jadi sering batuk dan pilek yang tak kunjung sembuh. Beberapa kali saya bawa ke dokter, namun batuk pileknya tetap saja kambuh. Kemudian saya coba untuk menghentikan konsumsi susu coklatnya, dan ternyata batuk pilek Tifa sembuh dan tidak kambuh lagi. 
Meskipun punya bakat alergi namun Tifa tetap tumbuh jadi anak yang lincah dan ceria
Dari berbagai pengalaman tersebut akhirnya saya menyimpulkan sendiri bahwa Tifa kemungkinan alergi terhadap udang, coklat dan susu sapi. Meskipun Tifa belum pernah menjalani tes alergi seperti kakaknya, namun saya yakin jenis makanan itulah yang memicu terjadinya alergi pada Tifa sehingga sebaiknya dihindari saja daripada terjadi drama. 

Namun saat itu saya juga berpikir bahwa jika Tifa menghindari makanan tersebut, sebenarnya sayang karena udang serta susu sapi merupakan jenis makanan yang kaya gizi dan bermanfaat dalam mengoptimalkan tumbuh kembang Tifa di masa emasnya. Kalau harus dihindari lalu bagaimana cara saya mencari pengganti dari zat gizi tersebut? Sempat terpikir untuk memastikan dugaan saya dengan membawa Tifa tes alergi ke laboratorium. Siapa tau dugaan saya bahwa Tifa alergi udang dan susu sapi ini salah. Tapi saya belum tega karena tes alergi itukan harus diambil darahnya. Padahal saat itu usia Tifa masih 2 tahun. Akhirnya saya batalkan niat saya untuk melakukan tes alergi pada Tifa dan saya memilih untuk menghindarkan Tifa dari zat yang menjadi "tersangka" atas terjadinya alergi.

Susu soya anak terbaik untuk si anak alergi

Alergi pada anak ini memang sangat menggangu. Alergi merupakan reaksi dari sistem imun terhadap suatu zat yang dianggap berbahaya. Yang paling sering terjadi pada bayi serta anak adalah alergi susu sapi. Gejala alergi susu sapi dapat muncul dalam hitungan beberapa menit hingga beberapa jam setelah pertama kali mengkonsumsi susu sapi dan turunannya. Adapun gejala atau reaksi yang ditimbulkan antara lain mual dan muntah, timbul ruam merah serta gatal pada kulit, mengalami batuk dan pilek pada saluran pernafasan.

Kondisi anak yang alergi terhadap susu sapi yang dialami oleh Tifa menyebabkan ia tak bisa bebas minum susu sapi seperti anak-anak lainnya. Tapi untungnya saya menemukan pendamping yang tepat untuk mengoptimalkan asupan nutrisi bagi anak alergi yaitu susu soya anak terbaik dari Morinaga. Susu ini dikembangkan oleh Morinaga Research Center Japan untuk membantu pemberian nutrisi yang tepat bagi anak-anak yang berbakat dan memiliki alergi.  
Morinaga Chil*School Soya rasa vanila, susu kesukaannya Tifa
Dulu kakaknya Tifa juga minum susu morinaga soya. Karena sudah punya pengalaman yang positif pada anak pertama dalam menggunakan produk Morinaga maka hal ini saya lanjutkan pada anak kedua saya. Tifa sangat menyukai rasa dari susu morinaga soya karena terdapat 2 varian rasa yaitu vanila dan madu. Di usia Tifa yang kini menginjak 4 tahun, ia masih senang minum susu soya dan saya memberinya Morinaga Chil*School Soya. 
Rajin minum susu soya supaya semakin lengkap asupan zat gizi untuk tumbuh kembang Tifa
Terbukti lho, sejak Tifa minum susu soya dari Morinaga, alerginya tidak pernah kambuh lagi. Saya bersyukur karena tidak terlambat mengenalkan susu soya ini kepada Tifa, sehingga di periode emasnya Tifa tetap bisa mendapatkan asupan gizi secara optimal meskipun ada beberapa jenis bahan makanan yang harus dihindari. Karena waktu tidak bisa kembali, maka memang yang terbaik adalah mengenalkan susu morinaga soya pada anak dengan bakat alergi sedini mungkin agar tumbuh kembangnya tetap optimal.
Tetap semangat belajar meskipun masih harus belajar daring
Oia..anak dengan bakat alergi itu biasanya juga mendapat label sebagai anak yang lemah dan gampang sakit. Namun hal ini tidak terjadi kepada anak saya. Meskipun memiliki bakat alergi namun dengan rutin konsumsi susu soya anak dari Morinaga kini sistem imun anak saya juga berkembang semakin baik. Tifa termasuk anak yang jarang sakit. Justru ia tergolong sebagai anak yang lincah dan selalu semangat belajar. 

Tips Pemberian Nutrisi Untuk Anak Alergi

Salah satu faktor penting dalam mencegah alergi adalah faktor nutrisi. Apabila di dalam silsilah keluarga kita ada yang menderita alergi maka kemungkinan anak menderita alergi juga akan semakin besar. Nutrisi terbaik pertama yang sangat dianjurkan dalam memberikan perlindungan pada anak terhadap alergi adalah dengan pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupannya. Berdasarkan pengalaman saya dengan 2 anak berbakat alergi, ternyata gejala alergi yang muncul pada anak kedua yang mendapatkan ASI eksklusif, lebih ringan daripada anak pertama saya yang dulu gagal mendapatkan ASI eksklusif.

Anak berbakat alergi juga cenderung lebih pilih-pilih makanan karena adanya kekhawatiran zat makanan tersebut dapat memicu munculnya reaksi alergi. Namun saya tidak terlalu khawatir ketika memberikan lebih banyak menu buah dan sayur pada anak saya. Buah dan sayur ini selain minim zat alergen, juga dapat membantu membangun sistem imunitas pada anak sehingga dapat mengurangi frekuensi kambuhnya alergi. Selain sayur dan buah, anak juga butuh asupan protein hewani yang bersumber dari daging, telur atau ikan. Jika anak alergi udang seperti anak saya Tifa maka kita bisa menggantinya dengan sumber protein hewani lain seperti ikan, daging dan sebagainya. 
Website keren buat cari contekan resep masakan untuk anak alergi. Sumber gambar : cekalergi.com
Intinya sebagai ibu, saya dituntut untuk kreatif dalam mencari alternatif bahan makanan pengganti serta jeli dalam mengindentifikasi jenis makanan apa yang perlu dihindari supaya alergi pada anak tidak kambuh. Saya sangat terbantu dengan adanya kumpulan resep makanan bebas alergi yang ada di cekalergi.com. Saya sering menyontek resep dari website ini manakala saya sedang kehabisan ide membuat masakan untuk anak saya yang berbakat alergi. Saya juga terus menambah wawasan saya tentang alergi pada anak dengan membaca informasi di IG @morinagaplatinum. Website serta sosial media tersebut sangat bermanfaat dalam memberikan berbagai informasi menarik yang bisa menambah wawasan para orang tua yang memiliki anak dengan bakat alergi.
Moringa Chil*School Soya, nutrisi tambahan yang tepat untuk Tifa 
Anak alergi juga memerlukan nutrisi tambahan selain makanan pokok yang dikonsumsi sehari-hari supaya imunitasnya semakin kuat. Nutrisi tambahan pada anak saya yang punya bakat alergi saya penuhi dari susu Morinaga Chil*School Soya. Susu soya anak ini mengandung MoriCare+ Zigma Triple Bifidus yang mendukung kecerdasan multi talenta, pertahanan tubuh ganda, dan tumbuh kembang optimal. Morinaga Soya adalah satu-satunya formula pertumbuhan dengan protein soya yang diakui BPOM dan dilengkapi dengan kandungan AA dan DHA, serta mengandung nutrisi sinbiotik (sinergi dari probiotik dan prebiotik) dengan 3 jenis Bifidobacteria.
sumber gambar : cekalergi.com


Karena Waktu Tak Bisa Kembali

Kebahagiaan seorang ibu adalah manakala melihat anak-anaknya tumbuh sehat dan berkembang menjadi anak yang lincah, cerdas dan berakhlak mulia. Rasanya berbagai drama yang pernah dilalui jadi terbayar lunas saat kita menyaksikan kini anak sudah tumbuh besar dan sehat. Seperti itulah perasaan saya saat ini. Anak pertama saya kini sudah berusia 10 tahun dan anak kedua berusia 4 tahun. Memang sih perjalanan masih panjang karena saya masih ingin terus mendampingi anak-anak saya tumbuh hingga mereka dewasa nanti. Namun mengenang periode saat mereka berumur 0-3 tahun terkadang membuat saya merasa terharu.

Kenapa terharu? karena masa tersebut adalah masa yang paling banyak dramanya..hehehe.., mulai dari drama saat melahirkan, menyusui hingga mendampingi tumbuh kembang mereka. Jika saya ditanya ada nggak sih yang paling disesali selama merawat anak-anak? jawabannya ada 2 hal yang saya sesali. Yang pertama adalah kegagalan saya dalam memberikan ASI eksklusif pada anak pertama dan yang kedua adalah saya menyesal karena pernah memarahi anak saya saat mereka berusia balita. Namun sayangnya waktu tak bisa kembali dan saya tidak bisa mengulang semuanya.
Kebahagiaan seorang ibu adalah melihat anaknya tumbuh sehat
Saya mencoba menebus penyesalan itu dengan terus berusaha dan belajar menjadi ibu yang lebih baik untuk anak-anak saya. Misalnya saat dulu anak pertama saya pernah divonis dokter bahwa ia menderita gejala asma yang dipicu oleh bakat alergi yang dimilikinya sejak kecil, maka saya pun berusaha untuk merawat anak saya yang berbakat alergi dengan lebih telaten demi mengurangi frekuensi kambuhnya alergi agar tidak berkembang menjadi asma yang berat. Caranya pun bermacam-macam, salah satunya dengan memberikan nutrisi terbaik untuk memperkuat daya tahan tubuhnya. Dulu anak pertama saya juga minum Morinaga Chil*Kid Soya yang dilanjutkan dengan Morinaga Chil*School Soya. Kini saat usianya 10 tahun, alerginya sudah tidak sering kambuh dan tidak berkembang menjadi asma berat. Saya merasa puas dengan usaha yang telah saya lakukan di masa lalu. Makanya sekarang anak kedua saya yang sama-sama punya bakat alergi, minum susu Morinaga Soya juga sama seperti kakaknya dulu.

Perawatan anak alergi memang tidak bisa sembarangan dan harus dilakukan sedini mungkin supaya tidak menyesal di kemudian hari. Keberhasilan saya mencegah terjadinya asma yang lebih parah pada anak pertama, bisa mengurangi penyesalan saya yang dulu kurang optimal dalam memberikan yang terbaik untuk masa tumbuh kembangnya. Makanya kegagalan memberikan ASI eksklusif itu tidak saya ulangi pada anak kedua saya, supaya saya tidak menyesal 2 kali. 
Jadi ibu harus bahagia, supaya anak tumbuh besar dengan bahagia
Namun saya juga tidak mau terlalu larut dalam penyesalan karena meskipun saya bukan ibu yang sempurna tapi saya percaya bahwa saya adalah ibu terbaik untuk anak-anak saya. Penyesalan yang terlalu berlebihan justru akan membuat saya menjadi tidak bahagia. Padahal untuk membesarkan anak-anak yang bahagia, seorang ibu juga harus bahagia bukan? 

Ya..karena waktu tak bisa kembali, maka berikanlah asupan nutrisi yang terbaik untuk anak-anak kita pada periode emas tumbuh kembangnya. Masa paling kritis adalah pada 1000 hari pertama kehidupan anak kemudian berlanjut hingga ia berusia 6 tahun. Masa tersebut merupakan periode kritis bagi anak-anak, dimana pertumbuhan yang diperoleh pada masa ini akan sangat berpengaruh pada tumbuh kembang di periode berikutnya bahkan hingga ia dewasa kelak. Dan masa ini hanya datang sekali dan tak bisa kembali lagi. 

Alergi Tetap Berprestasi

Kedua anak saya memang sama-sama berbakat alergi sejak kecil, namun bukan berarti mereka jadi tidak bisa berprestasi. Selain memberikan asupan nutrisi terbaik, saya juga selalu memberikan stimulasi serta dukungan sesuai dengan bakat alami yang dimiliki oleh anak saya. Dengan keterbatasan yang dimiliki oleh anak saya mereka tetap bisa menemukan bakatnya masing-masing lho. Misalnya anak pertama saya yang tidak mungkin bisa bebas bermain bola karena jika terpapar debu alerginya akan kambuh, maka sepak bola bukanlah pilihannya untuk mengukir prestasi. Ada bidang lain yang bisa ditekuni misalnya menyanyi. Dia pernah lho menjadi juara 1 lomba menyanyi saat masih kecil dulu. Anak pertama juga saya arahkan untuk olahraga berenang sejak kecil, infonya jenis olah raga ini baik untuk penderita gejala asma. 

Anak kedua saya juga tak kalah hebat, sejak kecil sudah terlihat bakatnya bahwa ia pandai menyanyi dan menari. Meskipun belum pernah ikut lomba, namun saat ada pentas menari di sekolahnya, Tifa terpilih menjadi leader menari untuk memberi contoh dan menularkan semangat menari pada teman-temannya yang lain. Saat berada di rumah, Tifa juga senang sekali menyanyi seperti yang tampak pada video berikut :

Berbagai macam prestasi yang diraih oleh anak-anak saya meskipun sederhana, namun bagi saya itu semua adalah hal yang sangat membanggakan serta membahagiakan hati. Ternyata alergi tidak menyebabkan mereka terhambat dalam mengukir prestasi. Ini semua karena sejak usia dini saya berupaya untuk memberikan asupan nutrisi terbaik bagi tumbuh kembang mereka serta stimulasi melalui penerapan pola asuh sesuai bakat dan kebutuhan mereka. Makanya untuk ayah bunda yang memiliki anak dengan bakat alergi seperti anak saya tidak perlu berkecil hati. Berikan Morinaga soya bagi si kecil yang alergi susu sapi mulai dari usia 1 tahun. Dengan memberikan nutrisi terbaik serta stimulasi yang tepat untuk si kecil sejak usia dini maka anak alergi akan tetap bisa berprestasi. Susu soya anak dari Morinaga merupakan pendamping tepat bagi si anak alergi untuk masa emasnya yang tak bisa kembali.




You May Also Like

0 comments

Terimakasih Teman-Teman Semua Atas Komentarnya :)