Halal Lifestyle Di Era Milenial

by - May 22, 2019



Life Life To The Fullest, But Keep It Halal

Saat ini gaya hidup halal mulai menjadi trend positif yang hits di kalangan generasi milenial. Contohnya kini banyak generasi milenial dari kalangan artis yang memilih untuk berhijrah ke gaya hidup halal seperti Shireen Sungkar, Fitri Tropica, Ricky Harun bahkan hingga Ki Joko Bodo. Gaya hidup halal yang saya maksudkan adalah mulai dari cara berpakaian hingga perilaku yang lebih menunjukkan nilai-nilai religius dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Saya akui gaya hidup halal ini memang jauh lebih menentramkan sekaligus menyehatkan jiwa dan raga. Sebagai muslim saya juga termasuk orang yang menerapkan halal lifestyle dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengkonsumsi makanan dan minuman halal, memilih fesyen halal, kosmetik halal dan menggunakan produk perbankan syariah yang lebih jelas kehalalannya.

Bicara soal halal life style, ternyata hal ini kini juga sudah menjadi perhatian bagi pemerintah untuk mengembangkannya menjadi sebuah industri yang diharapkan dapat menjadi sektor unggulan bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia maka Indonesia seharusnya mampu menjadi pemimpin dunia di sektor industri halal. 
Sumber ilustrasi : Kumparan
Industri halal ini sangat erat kaitannya dengan ekonomi dan keuangan syariah, yang dalam tiga dasawarsa terakhir ini telah mengalami perkembangan pesat baik secara global maupun nasional. Menurut data The State of the Global Islamic Economy Report 2018/19, pada tahun 2017 besaran pengeluaran makanan dan gaya hidup halal dunia mencapai USD 2.1 triliun dan diperkirakan akan terus tumbuh mencapai USD 3 triliun pada tahun 2023. Faktor utama pertumbuhan tersebut adalah peningkatan jumlah penduduk Muslim di dunia yang mencapai 1.84 miliar orang di tahun 2017, dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 27.5 persen dari total populasi dunia di tahun 2023.

Peningkatan tersebut tentunya akan berdampak pada permintaan produk dan jasa halal yang terdiri dari makanan halal, pariwisata halal, fesyen muslim, rekreasi dan travel halal, serta farmasi dan kosmetik halal. Namun sayangnya, saat ini Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia belum dapat berperan secara optimal dalam memenuhi permintaan ini. Oleh karena itu, dalam rapat Pleno Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) tanggal 5 Februari 2018, dicetuskanlah Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024 (MEKSI) guna menjawab tantangan tersebut, sekaligus menjadi peta jalan dalam mengembangkan ekonomi syariah di Indonesia, sehingga dapat mendukung pengembangan ekonomi nasional. 

Tentang Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS)

Dalam rangka mengembangkan potensi sekaligus menjawab tantangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia, pemerintah membentuk Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) melalui Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2016 tentang Komite Nasional Keuangan Syariah. 


Komite ini dipimpin langsung oleh Presiden RI dan Wakil Presiden RI, dengan 10 Dewan Pengarah yang terdiri dari Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Kementerian Agama, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan dan Majelis Ulama Indonesia. Informasi lengkap tentang KNKS dapat diakses melalui scial media dan website berikut ini :

Instagram :@KNKS.ID
Twitter : @KNKS_ID
Facebook : Komite Nasional Keuangan Syariah
Youtube : Komite Nasional Keuangan Syariah
Website : http://knks.go.id/

Adapun tugas dari KNKS ini adalah mempercepat, memperluas, dan memajukan pengembangan keuangan syariah dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi nasional. 
Peran KNKS
KNKS berfungsi sebagai katalisator pengembangan ekonomi dan keuangan syariah untuk skala nasional maupun internasional. KNKS juga berperan untuk menyamakan persepsi dan mewujudkan sinergi antara regulator, pemerintah dan industri terkait ekonomi dan keuangan syariah guna menciptakan sistem ekonomi syariah yang selaras dan progresif untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Tentang Masterplan Ekonomi Keuangan Syariah (MEKSI)

Masterplan Ekonomi Keuangan Syariah (MAKSI) pertama kali diluncurkan oleh Kementerian PPN/Bappenas pada World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-12 di Jakarta pada 2-4 Agustus 2016 lalu. Desain pengembangan ekonomi dan keuangan syariah selanjutnya diinisiasi oleh Bank Indonesia yang dibakukan pada 6 Juni 2017. 


Bentuknya berupa cetak biru (blue print) ekonomi dan keuangan syariah Indonesia. Kemudian dalam rapat Pleno Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) tanggal 5 Februari 2018, Presiden RI mengarahkan pemangku kepentingan KNKS untuk menyusun Masterplan Ekonomi Syariah yang fokus pada pengembangan sektor riil ekonomi syariah atau yang dikenal dengan industri halal. 
Konferensi Pers Bersama Kepala Bappenas
Selanjutnya pada tanggal 14 Mei 2019 dilakukan peluncuran Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024 (MEKSI). Kerangka Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia tersebut merekomendasikan 4 Strategi Utama untuk mengembangkan ekonomi syariah di Tanah Air yang terdiri dari: 
  1. Penguatan rantai nilai halal (halal value chain/ HVC) dengan fokus sektor atau klaster yang dinilai potensial dan berdaya saing tinggi
  2. Penguatan sektor keuangan syariah, yang rencana induknya sudah dituangkan dalam Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia (MAKSI) dan disempurnakan dalam rencana induk ini
  3. Penguatan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebagai penggerak utama rantai nilai halal
  4. Pemanfaatan dan penguatan platform ekonomi digital dalam hal perdagangan (e-commerce, market place) dan keuangan (teknologi finansial) yang diharapkan bisa mendorong dan mengakselerasi pencapaian strategi lainnya.
Peluncuran Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia
Dalam kegiatan peluncuran tersebut juga dilakukan penandatanganan MoU antara KNKS dengan Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia  untuk saling bersinergi dalam kegiatan pengembangan layanan keuangan dan ekonomi syariah di desa, daerah tertinggal dan kawasan transmigrasi.
Penandatanganan MoU antara KNKS & Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Sebelum pelaksanaan peluncuran MEKSI,  digelar juga sebuah event bertajuk Indonesia Islamic Economy Festival (IIEFEST) dengan tema Halal Lifestyle Di Era Milenial pada tanggal 26 April 2019 yang lalu bertempat di Trans Grand Ballroom Kota Bandung yang bertujuan untuk memperkenalkan industri halal di Indonesia kepada masyarat, sekaligus sebagai bentuk upaya dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjalankan gaya hidup halal. 

Rangkaian kegiatan acara ini adalah Talkshow Industri Digital Halal, Talkshow Pariwisata Halal, Talkshow Islamic Edutainment, Talkshow Muslim Modest Fashion, dan Expo Industri Halal yang diramaikan oleh para pelaku industri, regulator, start-up milenial, UKM serta masyarakat umum. Acara ini diresmikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) / Kepala Bappenas dan dihadiri oleh Kementrian serta lembaga terkait lainnya.

Halal Lifestyle Di Era Milenial 

Yang dimaksud dengan generasi milenial adalah mereka yang lahir antara tahun 1980 dan 2000. Generasi ini memiliki peran yang sangat penting dalam rangka mendukung pengembangan halal lifestyle di Indonesia. Saat ini populasi muslim global semakin besar jumlahnya yaitu meningkat hampir 73 persen dari 1,6 miliar pada tahun 2010. Angka ini akan terus bertambah menjadi 2,8 Miliar pada tahun 2050 dimana sepertiga dari umat Islam ini berusia di bawah 15 tahun dan hampir dua pertiganya berusia kurang dari 30 tahun.

Kondisi ekonomi syariah secara global saat ini menempatkan Indonesia masuk dalam 10 besar sub sektor industri halal degan rincian sebagai berikut :
  • Peringkat pertama pada kategori top muslim food expenditure
  • Peringkat kelima pada kategori top muslim travel expenditure
  • Peringkat ketiga pada kategori top muslim apparel expenditure
  • Peringkat kelima pada kategori top muslim media expenditure
  • Peringkat keenam pada kategori top muslim pharmaceuticals expenditure
Hal inilah yang seharusnya menjadi perhatian bagi semua pihak untuk lebih meningkatkan kampaye gaya hidup halal di era milenial seperti sekarang dengan cara meningkatkan halal lifestyle pada klaster yang potensial untuk dikembangkan oleh para milenial seperti fesyen muslim, media dan rekreasi halal.

Sebagai negara dengan populasi Muslim terbanyak, Indonesia menjadi konsumen terbesar produk halal pada pasar internasional. Namun sumbangsih kita dalam memproduksi produk halal dunia masih belum optimal_Prof. Bambang P. S. Brodjonegoro(Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas)

Saat ini jumlah kaum milenial telah mendominasi piramida penduduk Indonesia. Mereka ini juga sangat akrab dengan teknologi serta e-commerce. Di bidang fesyen muslim, kaum milenial ini memiliki peran penting untuk terlibat aktif dalam meningkatnya performa Indonesia. Menurut data dari Global Islamic Economy Report 2018-2019, Indonesia menduduki peringkat ke-2 dalam top 10 GIE indicator bidang fesyen Muslim dan menduduki peringkat ke-3 sebagai negara dengan pengeluaran Muslim apparel tertinggi.  Hal ini karena keaktifan Indonesia dalam menyelenggarakan berbagai pagelaran pameran fesyen Muslim berskala internasional. Di antaranya adalah Indonesian Muslim Fashion Week, the International Indonesian Islamic Fashion Fair, Muslim Fashion Festival Indonesia, dan yang terbaru adalah Modest Fashion Summit pada Desember 2018. 

Disisi lain terkait dengan pengembangan media dan rekreasi halal, generasi milenial juga memiliki peran yang strategis. Menurut data State of the Global Islamic Economy Report 2018/19 menyebutkan Muslim menghabiskan waktu untuk media dan rekreasi pada 2017 senilai USD 209 milyar. Pada 2023 nanti, Muslim diperkirakan menghabiskan USD 288 miliar untuk hal yang sama. Kaum milenial merupakan generasi yang potensial dalam menciptakan film, animasi, video hingga aplikasi yang lebih islami. Namun sayangnya pengembangan klaster ini masih mengalami kendala yaitu kurangnya fasilitas dan rendahnya literasi halal.
Sumber Ilustrasi : Gatra
Lalu kira-kira apa peran kita sebagai generasi milenial dalam rangka meningkatkan penerapan gaya hidup halal di Indonesia? tentu saja dengan cara memulai dari diri sendiri. Sebagai muslim, gaya hidup halal merupakan suatu keharusan. Mulai dari cara berpakaian, mengkonsumsi makanan dan minuman hingga memilih media atau tontonan yang bisa menjadi tuntunan hidup. Inilah yang bisa kita lakukan, yaitu menerapkan halal lifestyle pada diri sendiri terlebih dahulu kemudian ajarkan pada keluarga dan contohkan kepada lingkungan sekitar. Dengan begitu diharapkan halal lifestyle bisa menjadi kebiasaan hidup yang semakin membudaya di kalangan masyarakat muslim dan tidak hanya menjadi slogan semata. Kemudian yang tak kalah penting, kita seharusnya bisa memanfaatkan peluang halal lifestyle ini untuk berperan lebih yaitu tak hanya sebatas menjadi konsumen di bidang industri halal namun juga sebagai produsen yang memproduksi berbagai macam produk halal yang berkualitas dan bisa bersaing di pasar global.

You May Also Like

2 comments

  1. Kalo ngomongin gaya hidup halal, sebenernya bukan hanya soal pakaian dan makanan sih yaa.. yg halal atau sesuai dengan Islam misalnya ya kaya sistem ekonomi harus halal, ga boleh ribawi. Sistem pergaulan juga harus halal, ga boleh campur baur dll hehehe biar total..

    ReplyDelete

Terimakasih Teman-Teman Semua Atas Komentarnya :)