Bagaimanapun mendapat pendidikan berkualitas sangat dipengaruhi oleh lingkungan belajar. Lingkungan belajar sendiri adalah lingkungan yang paling banyak menyiata waktu anak sehingga apabila lingkungan belajar tidak kondusif atau tidak baik maka sangat berpengaruh terhadap karakter anak yang cenderung nakal dan susah diatur. Oleh karenanya jangan sampai salah memilih lembaga pendidikan untuk anak. 

Sering kali orangtua terlena dengan label akreditasi “A” pada sebuah lembaga pendidikan, Padahal akreditasi tidak sepenuhnya menentukan kualitas belajar dari sebuah instusi pendidikan. Bisa jadi kurikulum yang diberikan memang memadahi namun pendidikan karakter yang diberikan justru kurang baik. Sebenarnya pendidikan berkualitas dapat diamati dari berbagai aspek tidak hanya berdasarkan akreditasi. Beberapa hal tersebut diantaranya adalah: 

Bagaimana sebuah lembaga pendidikan mencapai visi dan misi yang dicanangkannya? 

• Apakah ada jaminan kualitas dari sebuah lembaga pendidikan sehingga murid didiknya dapat mencapai visi misi yang dicita - citakan. 
• Apakah lembaga pendidikan memiliki SOP dan telah dijalankan. 
• Bagaimana peran pengajar, staf, dan pimpinan lembaga pendidikan dalam mencapai kualitas pendidikan bagi peserta didik. 
• Apakah ada proses pengembangan dan peningkatan prestasi pengajar yang berkelanjutan. 
• Adakah hasil riset yang dikembangkan oleh lembaga pendidikan tersebut.
• Berapa persen siswa berprestasi baik akademik maupun non akademik yang telah dicetak oleh institusi tersebut. 

Setelah orangtua menelusuri berbagai hal diatas dan sesuai, maka sudah dipastikan lembaga tersebut memiliki sistem pendidikan yang berkualitas. Adapun ciri - ciri sistem pendidikaan berkualitas dapat diidentifikasi dengan merujuk pada pemikiran Edward Sallis, Sudarwan Danim (2006) dalam bukunya yang berjudul Visi Baru Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik. Cara tersebut diantaranya:

1. Pendidikan berkualitas biasanya berfokus pada upaya mencegah masalah yang muncul dengan menjalankan komitmen bekerja secara benar mulai dari awal. Hal ini dapat ditunjukan dengan adanya SOP institusi tersebut.

2. Ciri yang kedua, Lembaga pendidikan tersebut memiliki strategi dalam mencapai kualitas, baik pada tingkat pimpinan, tenaga pendidik, serta staf dan administratif. Penyelenggaraan training berjenjang merupakan salah satu ciri kuatnya. 

3. Ciri ketiga, lembaga pendidikan tersebut mengelola dan memperlakukan keluhan dengan baik guna mencapai kualitas serta memposisikan kesalahan sebagai evaluasi untuk berbuat benar pada masa berikutnya. Keluhan dipandan sebagai perhatian bukan kritikan sehingga dapat membangun kualitas pendidikan yang berkualitas dan lebih baik. 

4. Ciri yang keempat, Sekolah atau lembaga pendidikan memiliki kebijakan-kebijakan dalam perencanaan baik dalam jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. 

5. Sekolah selalu mengupayakan perbaikan dalam setiap hole atau kekurangan yang menjadi kritik. Dalam proses perbaikan tersebut haruslah ada kebijakan - kebijakan yang melibatkan semua orang pada lembaga tersebut untuk berkerja sesuai fungsi dan tanggungjawabnya. 

6. Sekolah selalu mendorong muridnya yang memiliki potensi dan kreativitas untuk lebih maju serta merangsang peserta didiknya agar lebih kreatif dan inovatif. 

7. Sekolah memiliki strategi dan kriteria evaluasi yang jelas. 

8. Sekolah memandang pendidikan berkualitas sebagai bagian integral dari budaya kerja. 

9. Sekolah terus berupaya meningkatkan kualitas secara terus menerus dan menjadikan sebuah keharusan. 

10. Pendidikan yang berkualitas menjadi hal yang dicanangkan pada setiap pengajar pada sebuah institusi tersebut. 

Itulah beberapa hal yang menjadi ciri-ciri lembaga pendidikan yang berkualitas. Pendidikan berkualitas memang wajib dicanangkan pada setiap institusi pendidikan bila ingin mencetak putra putri yang kelak berkarakter dan berintegritas. Ciri-ciri lembaga pendidikan yang berkualitas tersebut wajib diperhatikan oleh setiap orang tua agar tercapai cita-cita putra putri yang cerdas, trampil, kreatif dan berkarakter.