Mari Akhiri Ini Dengan Indah

by - August 07, 2018


Disclaimer : Tulisan ini mengandung beberapa unsur narsisme tingkat dewa. Bagi anda yang tidak kuat mental saya sarankan untuk tidak melanjutkan membaca tulisan ini. 

Hari Sabtu tanggal 4 Agustus 2018 kemarin merupakan hari yang membahagiakan bagi saya. Setelah 5 bulan lamanya saya dan teman-teman saya sesama peserta Diklatpim IV  Angkatan I berjuang mengerjakan proyek perubahan di instansi masing-masing, akhirnya kemaren kami dinyatakan lulus diklat. Ada rasa bahagia bercampur haru dan juga sedih saat acara penutupan berlangsung. Bahagia karena akhirnya diklat yang melelahkan ini selesai juga. Terharu karena teringat gimana beratnya perjuangan kami terutama pada menit-menit terakhir menjelang seminar laboratorium kepemimpinan. Sedih? tentu saja iya, karena saat dinyatakan lulus itu artinya usai sudah kebersamaan saya dengan teman-teman Diklatpim IV Angkatan I yang selama 5 bulan ini rasanya sudah seperti keluarga sendiri. Setelah lulus diklat, kami harus kembali ke instansi masing-masing dan entah kapan bisa saling bertemu untuk seru-seruan lagi seperti saat masih kumpul bareng di asrama Gunung Sempu.
yeay..lulus
Secara pribadi, banyak hal berkesan yang saya dapatkan selama mengikuti diklatpim ini. Mulai dari ketemu sama bapak ibu widyaiswara yang inspiratif dan para pembicara ceramah yang keren seperti Pak Tavip hingga bisa ketemu sama teman-teman baru dari Pemkab Bantul, Sleman, Kulon Progo, Gunung Kidul, Pemkot Jogja, Pemprov DIY dan Pemkab Kebumen yang semuanya baik hati, kompak serta punya rasa kekeluargaan yang tinggi. 
Niat hati pengen foto berdua sama Pak Tantowi, tapi kok ada yang ikutan nimbrung. Mau dicrop fotonya tapi nggak tega :D
Flashback Saat Paling Menegangkan selama Diklatpim

Saat paling menengangkan selama mengikuti diklatpim IV ini adalah di minggu terakhir menjelang ujian seminar laboratorium kepemimpinan. Saya sebenarnya sudah menyiapkan segala sesuatunya dengan baik. Pengalaman sering menghadapi deadline lomba blog, bikin saya jadi terlatih untuk menyiapkan segala macam syarat dan ketentuan yang harus disiapkan untuk menghadapi ujian. Saat kembali ke asrama, laporan implementasi proper saya udah lengkap dan nggak ada masalah. Sehingga waktu di asrama bisa saya gunakan untuk mengerjakan deadline tugas yang lain. Namun ternyata saya tetep nggak bisa tutup mata begitu saja, ketika melihat temen-teman saya yang laporan akhirnya banyak yang belum kelar. Makanya saya malah jadi ikutan deg-degan karena melihat temen-temen yang pada ngebut ngerjain laporan sebelum hari H ujian tiba. Menjelang minggu terakhir kemarin, suasana asrama itu udah kayak perang aja. Perut saya sampai mules lantaran terbawa suasana yang cukup menegangkan itu.
Suasana malam terakhir menjelang ujian, yang paling dinantikan kedatangannya adalah mas tukang jilid dari Aqila
Bersyukur akhirnya masa-masa sulit itu bisa kami lewati bersama-sama. Bahkan ketika ada teman kami yang mendapat tugas revisi laporan pasca ujian yang cukup banyak, teman-teman yang lain langsung ikut turun tangan bahu membahu demi mengupayakan agar laporan teman kami ini bisa selesai sebelum hari penutupan. Acara malam keakraban yang sebenarnya dijadwalkan jam 7 malam, rela ditunda demi rasa solidaritas untuk teman kami yang revisinya belum kelar. Alhamdulilah akhirnya malam itu, revisi laporan teman kami bisa selesai dan masuk jilidan. Kemudian langsung dilanjutkan dengan acara malam keakraban meskipun waktunya udah menjelang tengah malam dan pesertanya juga udah pada mreteli karena ngantuk. But show must go on.

Ada shocking moment yang juga sempat saya rasakan, yaitu ketika diumumkan nama-nama peserta diklatpim yang masuk 8 besar. Nggak nyangka banget ada nama saya disitu. Saya kaget dong..., karena dari awal saya memang nggak punya ekspektasi untuk bisa masuk 8 besar. Niat saya hanya ingin lulus diklat saja. Tapi ya gimana lagi, takdir masuk 8 besar itu memang nggak bisa ditolak ya. Meskipun aslinya saya memang smart, tapi saya harus rela dianggep semakin smart gara-gara bisa masuk 8 besar (baca tulisan saya ini, kalian jadi pengen nimpuk saya pake berlian nggak sih? kalo iya plis timpuk saya sekarang juga).
Udah cantik, smart pula. Kurang apa lagi coba? Kalo nggak punya berlian buat nimpuk, emaspun saya terima :D
Akhirnya Semua Berakhir Dengan Indah

Dan..akhirnya hari yang dinantikan tiba, yaitu hari penutupan diklat serta pengumuman kelulusan. Tepuk tangan meriah dari seluruh peserta diklat langsung membahana di ruang Menza ketika Pak Kuncoro selaku kepala Bandiklat Provinsi DIY mengumumkan bahwa peserta Diklatpim IV Angkatan I Tahun 2018 sejumlah 40 orang, semuanya dinyatakan LULUS. Acara langsung dilanjutkan dengan ceremony, salah satunya penyerahan STTP dan pelepasan tanda peserta diklat yang diwakili oleh ibuk-ibuk cantik yang masuk 8 besar. Meskipun sebenarnya masuk 8 besar itu bukan cita-cita saya, tapi keberuntungan ini tetap wajib disyukuri. Lantaran dapat ranking 4, minimal saya bisa foto bareng deketan sama Bapak Kepala Bandiklat Provinsi DIY. 
Yang mana sih Bapak Kepala Bandiklat? itu lho yang berdirinya deketan sama yang ranking 4 
Tapi sebenarnya soal ranking ini juga nggak penting-penting amat buat saya. Pentingnya sih buat nyenengin temen-temen puskesmas yang udah rame-rame bantuin proper saya, makanya saya publish foto-fotonya di sosmed. Sebenarnya yang terpenting buat saya adalah keberlangsungan dari proyek perubahan yang udah saya kerjakan bareng temen-temen di puskesmas. Saya jauh lebih puas ketika nantinya proyek perubahan saya ini udah bisa terwujud sampai tahap jangka panjang. Doakan saja saya nggak dimutasi dulu sampai proyek saya bener-bener kelar dan sustainable. Mimpi saya sih nanti kalo misalnya saya pindah tugas atau takdir membawa karir saya ke jalur fungsional, proper saya ini tetep bisa terus dijalankan dan nyata manfaatnya meskipun mungkin sudah bukan saya lagi yang jadi kasubag tata usaha di situ. Jujur..proyek ini beneran saya kerjakan dengan hati, bukan demi dapat juara. Swear deh..
Salah satu contoh pengorbanan dari dua orang teman kami yang rela melakukan apapun....DEMI APA?
Pengorbanan ngangkut coffe break dari kelas bodronoyo ke asrama pandu, demi menyenangkan Kanjeng Papi
Well, setelah semua acara ceremony penutupan diklat selesai, maka acara foto-fotoan dan pamit-pamitan pun dimulai. Sebenarnya acara ini yang paling bikin saya sedih. Namun karena saya orangnya tegar, jadinya saya nggak nangis. Ada sih beberapa teman yang sampai nangis pas pamitan, dan saya sempat ikutan nyesek juga. Untungnya emosi saya masih terkendali dan nggak sampai nangis. Kalo saya sampai ikutan nangis, wah bisa rusak deh make up eyke..hehehe...
Anak-anak MUDA bimbingannya Coach Sopingi, sayang formasinya nggak lengkap
Eniwei, diantara sekian banyak teman-teman saya selama 5 bulan ikut diklatpim, ada beberapa teman yang udah saya anggap dekat seperti sahabat. Mereka ini adalah teman-teman yang memang intensitas komunikasi dan interaksinya lebih banyak dengan saya. Ada Erni, temen kuliah saya di UNDIP dulu yang karena takdir maka kami bisa ketemu satu kelas lagi saat diklatpim ini. Ada mbak Raras, yang udah jadi partner setia saya selama bimbingan dengan coach di masa-masa breakthrough II. Kemudian ada kakak Wisnu yang udah bantuin saya saat dibutuhkan, meskipun aslinya beliau lebih banyak bantu doa aja. Membantu dengan penuh ketulusan nggak cuma sama saya, tapi juga sama temen-temen yang lain. Thanks ya gaes :) 
Mbak Raras, Kakak Wisnu, Bunga Citra Lestari, Erni
Jujur, saat menuliskan ini saya kangen dengan kalian semua. Meskipun selama menjalani diklatpim kemaren kadang saya mengeluh, tapi ternyata ketika masa itu berlalu ada rasa yang hilang. Saya kangen dengan saat-saat bisa makan bareng di Menza dengan kalian semua. Juga saat kita pergi makan bareng diluar ketika sedang merasa bosen dengan menu makanan di asrama yang itu-itu saja.
Jajan bareng sama duta kuliner nasional, Mr. Bejo
Saya kangen sama kebiasaan jalan-jalan pagi bareng habis subuh yang sebenarnya hanya dilakukan demi absen, bukan demi kesehatan. Saya juga kangen bisa ketawa-tawa seru sama mbak Galuh dan Erni yang jadi room mate saya di minggu terakhir diklat. Kangen juga sama bercandaan Pak Sigit, Pak Agus, mas Aji, Pak Nunung, termasuk gombalan-gombalannya kakak Wisnu yang memang asli gombal mukiyo banget dan sukses bikin kepala saya jadi pening.

Tapi diklat ini memang sudah selesai, dan indahnya kebersamaan itu juga harus berakhir sampai disini. So, mari akhiri ini dengan indah. Kemaren kita semua udah saling maaf dan memaafkan atas segala khilaf dan kesalahan yang pernah terjadi selama 5 bulan berinteraksi. Plus saling mendoakan untuk kesuksesan masing-masing saat kembali bertugas dan berkarya di tempat kerja masing-masing. Iya..kita semua harus pulang, kembali hidup normal menjalani rutinitas serta kesibukan di kantor dan rutinitas bersama keluarga di rumah. Semoga ilmu yang kita dapatkan selama diklatpim IV bisa meningkatkan semangat dan kemampuan kita untuk bertransformasi menjadi sosok pemimpin perubahan yang bisa memberikan motivasi dan inspirasi bagi lingkungan serta terus mengabdi dan berinovasi demi mewujudkan mimpi terciptanya birokrasi kelas dunia di negri tercinta ini. 
Miss you already gaes
Sukses selalu buat teman-temanku tercinta Diklatpim IV Angkatan I Tahun 2018. Semoga tali silaturahim diantara kita tetap terjaga selamanya. 

As we go on, we remember all the times we spent together and as our lives change come whatever, we will still be FRIENDS FOREVER


You May Also Like

0 comments

Terimakasih Teman-Teman Semua Atas Komentarnya :)