Waspadai Sepsis Pada Anak

by - August 31, 2014

Jika ditanya apa mimpi kami saat ini, jawabnya sederhana saja. Kami hanya mimpi ingin segera bisa pulang ke rumah. Sudah hampir 1 minggu kami bertiga menghabiskan waktu menginap di rumah sakit. Awalnya saya mengira paling lama mungkin hanya butuh waktu 3 hari saja, tapi perkiraan saya meleset. Sudah lewat hari ke-3 ternyata anak saya masih belum boleh pulang juga hingga hari ini.

sedihnya jika anak sakit
Sebenarnya sakit yang diderita anak saya ini awalnya tampak sepele. Beberapa waktu lalu anak saya demam tinggi. Demamnya naik turun dan berlangsung terus sampai 5 hari. Saya sempat berpikir jangan-jangan anak saya kena demam berdarah. Namun setelah dilakukan cek darah di laboratorium diketahui ternyata anak saya terinfeksi bakteri Salmonella Thypi sehingga dokter mengharuskan untuk opname di rumah sakit.

Saat sudah masuk bangsal rawat inap dilakukan cek darah lagi pada anak saya. Hasil menunjukkan kadar CRP dalam darah anak saya cukup tinggi mencapai 104 mg/L dari standar normal yang hanya 0 - 5 mg/L saja. CRP atau C- reactive protein merupakan protein yang dihasilkan oleh hati terutama saat terjadi infeksi atau peradangan di dalam tubuh.  Kadar CRP normal dalam darah manusia adalah di bawah 10 mg/L. Saat membaca hasil tes CRP anak saya yang mencapai 104 mg/L maka dokter mendiagnosa anak saya terkena sepsis. Menurut dokter kondisi sepsis ini bisa jadi lebih berbahaya ketimbang penyakit tipes yang juga di derita oleh anak saya. Sehingga untuk terapinya anak saya harus diinjeksi 2 macam antibiotik sebanyak 3 kali sehari untuk masing-masing obat. Jadi total injeksi obat yang diberikan dalam sehari sebanyak 6 kali.

Hasil pemeriksaan CRP anak saya
Jujur saja baru kali ini saya mendengar istilah sepsis dan belum begitu paham dengan resikonya. Saat diskusi dengan dokter yang menangani anak saya dikatakan bahwa jika penanganan sepsis sampai terlambat maka akibatnya bisa fatal. Kurang puas dengan informasi yang saya peroleh dari dokter maka sayapun mencoba mencari informasi lebih banyak soal sepsis ini dari googling di internet.

Sepsis adalah masalah medis yang mengancam jiwa disebabkan karena infeksi bakteri dalam darah. Beberapa penyebab kemungkinan terjadinya sepsis pada anak-anak dan orang dewasa yang saya dapatkan dari hasil googling adalah sebagai berikut:
  • Selulitis, infeksi bakteri pada kulit dan lapisan di bawahnya adalah penyebab kemungkinan untuk sepsis bakteri.
  • Masuknya Grup A Streptococcus dan Staphylococcus aureus melalui luka kulit dan luka dapat membuat jalan mereka ke darah.
  • Pada anak-anak, infeksi oleh influenza Haemophilus dapat menyebar ke aliran darah.
  • Bakteri Streptococcus pneumoniae yang menyebabkan pneumonia dapat menginfeksi darah.
  • Infeksi oleh spesies Salmonella dalam saluran pencernaan dapat menyebabkan infeksi darah.
  • Infeksi pada lapisan luar otak (meningitis) dapat menyebabkan infeksi bakteri ini.
  • Infeksi saluran kemih (ISK) oleh Escherichia coli dapat menyebar ke aliran darah.
  • Infeksi darah yang juga disebabkan oleh Neisseria meningitides yang menyerang saluran pernapasan.
  • Usus buntu tidak diobati dapat memperburuk dan menyebabkan infeksi ini.

Dari referensi ini saya menduga bisa jadi sepsis yang diderita anak saya awalnya dari infeksi salmonella thypi yang menginfeksi saluran cernanya. Saya sempat gelisah juga saat membaca informasi bahwa menurut data medis, jumlah korban jiwa yang disebabkan oleh sepsis telah meningkat menjadi sekitar dua kali dalam dua dekade terakhir. Namun demikian, dalam kasus diagnosis dini, sepsis bakteri dapat diobati dengan bantuan antibiotik.

Maka sayapun setuju ketika anak saya harus menjalani injeksi antibiotik yang cukup menyiksa. Setiap hari anak saya selalu bertanya, "Kapan kita pulang ma? Aku nggak mau tidur disini terus. Aku nggak mau di suntik- suntik terus. Tanganku sakit ma..." katanya sambil menangis. Ibu mana yang tidak sedih melihat anaknya sakit apalagi jika harus opname di rumah sakit seperti ini. Senyaman-nyamannya tidur di kamar rumah sakit tetap lebih nyaman tidur di kamar rumah sendiri. 

senyamannya kamar rumah sakit lebih nyaman kamar rumah sendiri
Ya..saat ini kami bertiga memang sudah sangat kangen untuk bisa pulang ke rumah. Saya sudah bosan melihat pemandangan koridor rumah sakit yang panjang dan sepi, memandang infus menempel di tangan anak saya, mendengar anak saya menangis meronta-ronta tiap kali suster datang untuk melakukan injeksi, saya sudah tidak tahan jika harus melihat suster membongkar kemudian memasang lagi infus di tangan anak saya lantaran beberapa kali tangan anak saya bengkak karena diinfus. Kami sangat rindu untuk bisa kembali pulang dan tidur nyenyak lagi di rumah seperti biasa.

melepas kangen sama mbah kung via telpon
Itulah sebabnya dari awal masuk rumah sakit saya sudah mengatakan pada anak saya, jika ingin kita segera pulang ke rumah maka syaratnya kakak harus sehat dulu. Menjalani terapi injeksi antibiotik bagi anak saya yang masih berumur 4 tahun bukanlah hal yang mudah karena terapi tersebut menyebabkan rasa nyeri yang menyiksa pada kulitnya sehingga anak saya sempat trauma dan menolak diinjeksi. Belum lagi masalah selera makannya yang jadi menurun drastis selama menginap di rumah sakit yang membuat saya jadi makin bingung bagaimana jika kondisinya makin buruk kalau anak saya tidak mau makan. 

Kesembuhan anak kami merupakan syarat mutlak bagi kami untuk bisa pulang. Sehingga segala upaya  kami lakukan dengan sungguh-sungguh demi kesembuhannnya. Setiap hari saya dan suami tak henti berdoa memohon kesembuhan bagi anak kami, serta selalu memotivasi anak kami agar ia mau makan dan tidak meronta-ronta saat diinjeksi. Bayangan mimpi indah bisa segera pulang ke rumah selalu kami tanamkan padanya sehingga lama-lama dia jadi termotivasi juga. Hasilnya ia jadi mulai mau makan dan tidak meronta lagi saat dilakukan terapi injeksi antibiotik. 

sudah nggak menangis lagi saat diinjeksi
Sayapun makin bersyukur saat kemarin melihat hasil evaluasi cek darahnya yang sudah menunjukkan hasil yang makin membaik. Berturut-turut kadar CRP dalam darahnya telah mengalami penurunan. Mulai dari 104 pada hari senin, sudah turun jadi 19 pada hari Jumat dan hari ini akan dilakukan cek darah lagi untuk evaluasi berikutnya. Syarat untuk bisa pulang kadar CRP dalam darah anak saya harus sudah dibawah 7 dan saya percaya untuk mencapainya kini tidak butuh waktu yang lama lagi. 

Kami termasuk beruntung karena mengetahui kondisi ini belum terlambat, sehingga kami masih punya banyak harapan bagi kesembuhan anak kami. Di luar sana banyak kasus sepsis yang penanganannya terlambat sehingga menimbulkan komplikasi yang lebih berat bahkan ada pula yang berakibat pada kematian. Memang masalah demam pada anak bukanlah hal yang bisa disepelekan, dan ini seharusnya bisa menjadi pelajaran bagi semua orangtua. Jika anak demam tinggi lebih dari 3 hari segera lakukan pemeriksaan ke dokter dan mintalah untuk dilakukan cek darah, jangan sampai terlambat mengambil tindakan. 

menghitung hari menanti saat pulang tiba
Lima hari mengejar mimpi di rumah sakit untuk bisa pulang ke rumah telah memberikan banyak pelajaran bagi kami bertiga. Dari mimpi sederhana ini kami jadi makin menyadari bahwa kesehatan merupakan harta paling mahal yang sangat tak ternilai harganya. Apalah gunanya punya harta berlimpah jika tidak sehat. Dari mimpi sederhana ini kami juga belajar bahwa untuk mewujudkan mimpi kita tak bisa hanya tinggal diam saja. Segala upaya step by step untuk mencapainya harus dilakukan dengan benar dan sungguh-sungguh. Tidak ada hasil yang otomatis tanpa adanya usaha. Jika ingin segera pulang maka syaratnya harus sembuh dari sakit. Jika ingin sembuh dari sakit maka syaratnya harus menjalani pengobatan dengan baik sesuai prosedur dan tak lupa berdoa mohon kesembuhan pada Tuhan. Itulah prosedur sederhana yang harus kami jalani dan telah menjadi pelajaran berharga bagi anak kami juga terutama dalam mengejar mimpi-mimpi berikutnya di masa mendatangnya nanti.

Saat saya membuat tulisan ini mimpi kami memang belum terwujud tapi saya percaya esok hari mimpi kami untuk bisa segera pulang ke rumah akan segera jadi kenyataan. Mimpi bisa sehat dan segera bisa pulang ke rumah tentu tak hanya jadi mimpi buat keluarga kami tapi juga mimpi bagi semua pasien yang saat ini sedang menjalani pengobatan rawat inap di rumah sakit ini, sehingga sayapun mendoakan semoga mimpi semua orang yang sedang menjalani pengobatan di rumah sakit ini bisa segera terwujud esok atau lusa. Itulah mimpi sederhana kami, bagaimana dengan mimpimu? 

“No matter how your heart is grieving, if you keep on believing, the dreams that you wish will come true.” ― Walt Disney Company

Sumber Referensi : 


You May Also Like

0 comments

Terimakasih Teman-Teman Semua Atas Komentarnya :)