TB Resisten Obat Bisa Dicegah

by - May 09, 2014

Masih ngobrolin soal Tuberkulosis, setelah di serial 3 kemarin saya menuliskan pengalaman ibu saya yang berhasil sembuh dari penyakit TB (bisa dibaca disini) maka kali ini saya ingin berbagi informasi soal TB ini secara lebih luas lagi. Sedikit mengulang tulisan saya yang lalu, sungguh saya sangat bersyukur ibu bisa sembuh dari TB. Faktor utama kesembuhan ibu saya adalah karena ibu saya sangat mematuhi aturan minum obat TB yang telah di tentukan oleh dokter dan mau menjalani pengobatan TB secara tuntas. Walaupun harus melalui perjuangan yang cukup berat dan memakan waktu yang lama sekitar 6 bulan lamanya, Alhamdulilah ibu saya bisa sembuh total dari TB. Kami sekeluarga juga tidak pernah berhenti untuk selalu memberi suport pada ibu agar tidak berhenti minum obat, karena kami juga sudah di wanti-wanti oleh petugas kesehatan bahwa jika sampai pengobatan TB pada ibu kami ini gagal maka resikonya justru akan semakin berat yaitu bisa terjadi yang namanya TB Resisten Obat.

Sumber gambar 
TB Resisten Obat itu apa sih ?
TB Resisten Obat adalah TB yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis yang telah mengalami kekebalan terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT). Dari obrolan saya dengan seorang teman yang berprofesi sebagai dokter, saya mendapatkan informasi bahwa TB Resisten obat ini dikelompokkan menjadi 4 macam resistensi yaitu :
  • Mono-resistant : Resisten terhadap satu jenis OAT
  • Poly-resistant : Resisten terhadap lebih dari satu jenis OAT, tetapi bukan kombinasi isoniazid dan rifampisin
  • Multidrug-resistant (MDR) : Resisten  terhadap paling sedikit isoniazid dan rifampisin
  • Extensively drug - resistant (XDR) : MDR ditambah dengan resistensi terhadap fluoroquinolon manapun dan paling tidak 1 dari 3 obat suntik lini kedua (amikasin, kanamisin, kapreomisin)
Lha terus kok bisa sih jadi muncul basil Mycobacterium Tuberculosis Resisten ini, apa karena basilnya bermutasi atau gimana? Kalau kata teman saya yang dokter itu sih memang munculnya TB Resisten dikarenakan terjadi mutasi genetik spontan dikalangan keluarga basil-basil TB yang nakal ini. Soal gimana mekanisme mutasinya saya kurang begitu paham, tapi dari info yang saya dapatkan mutasi ini bisa terjadi karena dipengaruhi oleh faktor pengobatan yang tidak tepat yaitu pasien tidak menyelesaikan pengobatan yang diberikan, petugas kesehatan memberi pengobatan yang tidak tepat, baik panduan dosis, lama pengobatan dan kualitas obat, dan juga bisa disebabkan karena suplai obat anti TB yang tidak selalu tersedia.

Bagaimana cara mengetahui seseorang menderita TB Resisten Obat ?

Untuk mengetahui seseorang menderita TB resisten obat maka terlebih dahulu harus dilakukan uji laboratorium yaitu menggunakan tes cepat dengan metode PCR, pemeriksaan biakan, serta uji kepekaan kuman terhadap obat TB. Nah, sebelum dilakukan uji ini akan ditentukan dulu pasien yang kemungkinan adalah suspek TB Resisten Obat. Lalu siapakah suspek TB Resisten Obat ini ? Suspek TB Resisten Obat ini adalah orang dengan gejala TB (batuk berdahak lebih dari 2 minggu ) dan memenuhi kriteria sebagai berikut :
  1. Pasien TB yang tidak menelan obat TB secara teratur seperti yang disarankan oleh petugas kesehatan
  2. Pasien dengan sakit TB berulang serta punya riwayat mendapat pengobatan TB sebelumnya
  3. Pasien TB yang datang dari wilayah yang punya beban TB Resisten obat yang tinggi
  4. Pasien TB yang kontak erat dengan pasien positif TB MDR
  5. Pasien TB-HIV yang tidak membaik dengan pengobatan TB
Apabila unsur-unsur suspek ini memenuhi maka akan dilakukan penegakan diagnosis melalui uji laboratorium berupa pemeriksaan  kultur, drug sensitivity test, Gene-Xpert yang dilakukan di laboratorium mikrobiologi yang sudah mendapat sertifikasi internasional.


Apakah Pasien TB Resisten Obat ini bisa disembuhkan ?

Pasien dengan TB Resisten Obat bisa menularkan bakteri resistennya tersebut kepada orang lain, dan ini sangatlah berbahaya. Namun bukan berarti mereka harus dikucilkan, pasien ini masih bisa disembuhkan yaitu dengan menerapkan Sistem Manajemen Terpadu Pengendalian TB Resisten Obat (MTPTRO) atau Programmatic Management of Drug Resistance TB (PMDT). MTPTRO adalah kegiatan yang bertujuan untuk menangani pasien TB resisten obat, TB MDR dan TB XDR. Upaya ini sangat memerlukan dukungan dan keterlibatan aktif dari para pemangku kepentingan di berbagai tingkatan mulai dari tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Memang penyembuhan TB Resisten obat ini jadi semakin sulit dan pegobatan yang harus dijalani oleh pasien juga semakin berat, seperti :

  1. Jangka waktu pengobatan jadi lebih lama yaitu 18-24 bulan
  2. Jumlah obat yang diminum jadi semakin banyak
  3. Disuntik setiap hari minimal selama 6 bulan
  4. Pasien harus minum obat didepan petugas dengan cara pasien datang ke fasilitas kesehatan setiap hari sehingga jadi lebih menyita waktu, biaya dan tenaga
Efek samping dari pengobatan TB resisten obat ini juga jadi lebih berat lho, antara lain :
  • Gangguan pencernakan dan gangguan fungsi hati, seperti mual, muntah, sebah, nyeri perut, tidak nafsu makan
  • Gangguan tulang, otot, persendian seperti nyeri otot, nyeri sendi, pegel linu, peningkatan kadar asam urat darah
  • Gangguan pendengaran  seperti telinga berdenging, pendengaran berkurang
  • Gangguan penglihatan
  • Gangguan kejiwaan dan perilaku seperti halusinasi, depresi, cepat marah, gampang tersinggung.
Namun walaupun demikian telah dilaporkan bahwa keberhasilan dari pengobatan TB resisten obat ini cukup besar yaitu 50-60% tergantung dari seberapa berat penyakitnya, status imunitas pasien serta berapa banyak OAT yang sudah tidak dapat digunakan karena kuman TB sudah kebal.  Pelayanan pengobatan TB Resisten obat ini juga tidak bisa dilakukan di puskesmas saja, namun diterapkan pelayanan berbasis rujukan. Sampai dengan tahun 2013 sudah ada 13 RS rujukan TB MDR yang tersebar di 12 propinsi yaitu :
  1. RSUP Persahabatan Jakarta
  2. RSUP Dr. Sutomo Surabaya
  3. RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
  4. RSUD  Labuang Baji Makasar
  5. RSUD Dr. Moewardi Surakarta
  6. RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
  7. RSUP H. Adam Malik Medan 
  8. RSUP Sanglah Denpasar Bali
  9. RSUP Dr. Sarjito Jogjakarta
  10. RSUD Jayapura Papua
  11. RSUD Depati Hamzah Babel
  12. RSUD Arifin Ahmad Riau
  13. RSUD Ahmad Mohtar Sumbar
Bagaimana cara mencegah TB Resisten Obat?

Wah..berat juga ya ternyata resiko yang harus dihadapi oleh pasien TB yang sudah resisten obat seperti ini, makanya lebih baik menjalani pengobatan TB dengan tuntas sejak dini daripada nanti berkembang jadi TB resisten obat malah jadi makin berabe aja kan..? Banyak faktor yang bisa mempengaruhi munculnya TB Resisten obat ini, makanya setelah ketahuan apa saja sih faktor pemicu munculnya TB Resisten obat seperti yang saya uraikan di atas tadi, tentunya bisa juga dilakukan langkah-langkah pencegahan agar terjadinya TB Resisten Obat ini bisa semakin diminimalisir dan upaya pencegahan ini juga harus dilakukan oleh semua pihak antara lain : 

1. Pihak Petugas Kesehatan
  • Melakukan Diagnosis secara dini setiap terduga TB resiten obat
  • Memberikan panduan Pengobatan yang tepat pada pasien TB
  • Memberikan Dosis, jenis, jumlah obat dan jangka waktu pengobatan yang adekuat pada pasien TB
  • Melakukan Penyuluhan dan konseling kepada pasien TB dan keluarganya secara lebih optimal 
  • Melakukan pemantauan kepatuhan dan ketuntasan pegobatan TB
  • Melaporkan setiap kegiatan dalam sistem surveilans
2. Pihak Pasien
  • Mematuhi anjuran dokter / petugas kesehatan
  • Menelan OAT secara teratur sesuai panduan yang diberikan tenaga kesehatan
  • Tidak menghentikan pengobatan secara sepihak sebelum waktunya
  • Memperbanyak konsumsi vitamin dan buah-buahan untuk mengoptimalkan penyerapan obat
  • Mencegah penularan kepada orang lain denga cara memakai masker dan tidak banyak bepergian dulu selama menjalani pengobatan TB
3. Pihak Program Pegendalian TB dari pemerintah
  • Menyediakan dan mencukupi kebutuhan OAT
  • Meningkatkan kualitas penyediaan OAT 
  • Meningkatkan koordinasi dan jejaring dalam upaya pengendalian TB 
     
Kasus TB Resisten Obat kini semakin meningkat..maka dari itu yuk.. kita cegah sama-sama dengan cara melaksanakan etika saat batuk atau bersin dan bagi penderita TB jangan menyerah untuk terus memperjuangkan kesembuhan dengan selalu disiplin minum obat TB.

Ingat Mencegah itu lebih Mudah daripada Mengobati Lho..^^

You May Also Like

0 comments

Terimakasih Teman-Teman Semua Atas Komentarnya :)