Kenapa Saya Membawa Anak Saya Ke Psikolog ?

by - July 02, 2018

Beberapa hari yang lalu saya mengambil cuti kerja untuk mengantar Tayo berkunjung ke Psikolog. Sebenarnya rencana kunjungan ke psikolog ini sudah saya agendakan sejak awal tahun 2018, tapi baru terlaksana sekarang. Kemaren - kemaren selalu ada saja urusan yang bikin niat ini jadi tertunda seperti pekerjaan kantor yang tidak bisa ditinggalkan, harus ikut diklatpim dalam jangka waktu lama (yang sampe sekarang belum kelar juga), dan beberapa alasan lain seperti Tayo yang merasa sayang kalau harus ijin nggak masuk sekolah.

Makanya mumpung sekarang Tayo lagi libur sekolah yang lamaaa banget. Dan saya juga masih off class diklatpim, trus pekerjaan di kantor juga belum terlalu hectic maka saya putuskan untuk tidak menunda lagi niat berkunjung ke psikolog bersama Tayo.


Memang Kenapa sih Tayo kok diajak ke Psikolog ?

Sebenarnya alasannya itu terlihat simpel, tapi buat emak perfeksionis kayak saya ini tuh masalah yang harus segera dicarikan solusinya. Jadi saya memutuskan untuk ke psikolog karena Tayo punya kebiasaan menggigit kuku jari tangannya sampai kukunya itu habis. Bahkan ada yang tinggal separo kukunya. Kebiasaan ini muncul sejak Tayo kelas 1 SD semester 2. Secara persuasif saya sudah mencoba menanyakan kenapa Tayo suka mengigit kuku. Saya juga sudah mengingatkan berkali-kali untuk menghentikan kebiasaan buruknya tersebut. Tapi bukannya berhenti, malah kebiasaan gigit kukunya semakin parah. 

Akhirnya saya sampaikan hal tersebut ke guru kelasnya Tayo. Saya minta bantuan agar diagendakan untuk saya dan Tayo konseling dengan psikolog yang ada di sekolah. Tapi waktu itu dari sekolah mengatakan bahwa jadwal psikolognya sudah cukup padat. Lagipula yang didahulukan untuk bertemu dengan psikolog adalah anak-anak yang bermasalah baik secara akademik maupun perilaku. Kata gurunya, Tayo tidak termasuk kategori anak bermasalah sehingga tidak bisa diprioritaskan. Ya sudah akhirnya saya berencana untuk mengajak Tayo secara mandiri berkunjung ke psikolog yang di luar sekolah.

Namun belum sempat saya ke psikolog independen, suatu hari saya dapat kabar dari sekolahnya Tayo bahwa psikolognya sedang free dan bisa mengagendakan waktu bertemu Tayo serta saya dan suami saya. Sebelum bertemu dengan suami, psikolog tersebut sudah sempat ngobrol dengan Tayo untuk assesment awal. Lalu setelah kami bertemu, kami berdiskusi tentang masalah kebiasaan gigit kuku yang dialami Tayo. Analisanya Tayo suka gigit kuku karena gelisah, tapi apa yang menggelisahkan Tayo itu yang belum bisa ketemu jawaban pastinya. Saya dan suami juga sudah saling introspeksi, mungkin bisa jadi kami yang jadi penyebabnya. Saat diskusi, wali kelas Tayo juga ikut hadir. Beliau juga mengatakan bahwa hubungan Tayo dengan guru sekolah serta teman-teman sekelas selama ini baik-baik saja. Tapi Tayo memang tipe anak perfeksionis. Dugaan awal itu yang bikin dia gelisah dan jadi suka menggigit kuku. Padahal saya beberapa kali menanyai Tayo kenapa suka gigit kuku, dia selalu menjawab tidak tahu.

Sejak berkonsultasi dengan psikolog dari sekolah, saya dan suami mencoba memperbaiki pola asuh kami dan lebih banyak mengajak Tayo ngobrol. Tapi kebiasaannya mengigit kuku tersebut tidak berkurang juga. Bahkan saking gemesnya, pernah saya minta Tayo untuk memakai sarung tangan supaya dia belajar menghentikan kebiasaannya mengigit kuku. Tapi baru beberapa hari, Tayo sudah nggak betah dan saya juga merasa kasihan. Kemudian metode sarung tangan dihentikan.

Akhirnya saya mantapkan untuk mencoba berkunjung ke psikolog di luar sekolah yang assesmentnya bisa dilakukan secara lebih mendalam lagi. Sehingga harapan saya bisa ketemu apa sih yang bikin Tayo suka mengigit kuku dan bagaimana solusi untuk menghentikan perilaku yang sudah jadi kebiasaan tersebut. Dan setelah googling sana sini, saya putuskan untuk berkunjung ke Unit Konsultasi Psikologi Universitas Gadjah Mada (UKP UGM). Untuk bisa mendapatkan pelayanan konsultasi psikologi disini ada beberapa prosedur yang harus saya lalui yaitu sebagai berikut :
sumber gambar : IG ukpugm
1. Mendaftar

Pendaftaran saya lalukan melalui telepon dengan menghubungi nomor telepon UKP UGM yaitu dengan mengubungi nomor 0274 - 550 435 (psw 131). Setelah mendaftar petugas kemudian menentukan jadwal kapan saya bisa ke UKP untuk melakukan wawancara awal dan tes psikologi.

2. Wawancara Awal

Sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, maka pada hari selasa tanggal 26 Juni kemarin saya datang ke UKP UGM yang terletak di Gedung D Lantai 2 Fakultas Psikologi UGM untuk melakukan wawancara awal. Saat wawancara ini saya dan Tayo dipersilahkan untuk masuk ke ruangan yang berbeda. Saya diwawancara tentang maksud dan tujuan saya mengajak Tayo ke psikolog serta diminta untuk menyampaikan semua data tentang Tayo secara detail. Mulai dari riwayat keluarga, kelahiran hingga kondisi Tayo saat ini. Proses ini kurang lebih memakan waktu 1 jam. Selama saya diwawancara, Tayo diajak ngobrol oleh petugas yang lain di ruang bermain anak.

3. Tes Psikologi

Tes psikologi dilakukan pada Tayo, setelah saya selesai diwawancara. Namun karena Tayo mengeluh lapar, maka saya dan Tayo dipersilahkan untuk makan dulu. 
makan dulu sebelum di tes
Tes akan dilakukan setelah Tayo selesai makan. Kami berdua sempat pergi ke Galeria dulu untuk mencari makan, dan kembali lagi ke UKP sekitar pukul 13.00. Saat Tayo menjalani tes psikologi, saya tidak boleh ikut masuk ke dalam ruangan. Saya menunggu diluar sambil membaca-baca majalah yang disediakan. Sebenarnya rada kepo juga, ingin tau Tayo didalam ditanyai tentang apa saja ya? Namun karena ruangan bener-bener tertutup rapat untuk menjaga privacy maka saya bener-bener nggak tau tentang aktivitas apa yang dilakukan Tayo dan psikolog di dalam ruangan. 
Ruangannya tertutup rapat, mau ngintip or nguping enggak bisa 
Tesnya berlangsung cukup lama juga yaitu dari jam 13.00 sampai jam 16.00. Selama menunggu beberapa kali saya mendengar suara Tayo ketawa cekikikan di dalam ruangan bersama psikolog yang melakukan assesment. Setelah tes selesai, saya sempat tanya ke Tayo di dalam ngapain aja. Tapi Tayo cuma menjawab kalau dia diajak ngobrol sambil bermain labirin.

4. Konsultasi Psikologi

Setelah wawancara dan tes psikologi selesai dilakukan, maka selanjutnya akan dilakukan konsultasi psikologi. Namun saya harus menunggu hasil tes psikolgi Tayo yang baru akan disampaikan sekitar 2 minggu lagi. Nanti dari UKP akan menelpon saya untuk kembali menjadwalkan kapan akan dilakukan konsultasi psikologi. Infonya konsultasi ini nanti akan memakan waktu sekitar 1,5 jam. Tapi saya belum melewati tahap ini karena masih menunggu hasil tes psikologi Tayo.

Nah, kemaren waktu saya share aktivitas sedang menemani Tayo menjalani tes psikologi di UKP UGM, ada beberapa teman yang bertanya tentang paket konsultasi psikologi yang ada di UKP UGM. Nah, paketnya ada bermacam-macam yaitu sebagai berikut :

Paket Pelayanan Anak : Paket ini membantu untuk optimalisasi perkembangan anak usia dibawah 14 tahun. Layanan ini untuk membantu menemukan potensi anak, menemukan solusi dan permasalahan kesulitan belajar, kenakalan anak, permasalahan emosi anak dan lain-lain. Paket ini meliputi asesmen kecerdasan, dan kepribadian dengan durasi konsultasi maksimal 1,5 jam. Biayanya sebesar Rp.280.000. Konsultasi dengan psikolog akan dijadwalkan kurang lebih 2 minggu setelah asesmen. Untuk asesmen dilakukan oleh asisten terlatih kemudian konsultasi dilakukan oleh psikolog profesional.

Paket Pelayanan Rekomendasi Sekolah : Paket ini dilakukan oleh psikolog profesional untuk memberikan rekomendasi masuk SD, kelas akselerasi, dan asesmen khusus untuk anak berkebutuhan khusus. Paket ini meliputi asesmen kecerdasan, kepribadian, kamatangan sosial, koordinasi visual motorik, konsultasi dengan durasi maksimal 1,5 jam dan hasil tes tertulis. Biayanya sebesar Rp. 300.000.


Paket Pelayanan Rumah Tangga : Paket ini membantu klien dalam mengatasi masalah keluarga, seperti masalah dengan pasangan, terkait dengan kesalahpahaman, pola komunikasi, pembagian peran, intimasi, dan lain - lain. Paket ini meliputi asesmen individu, serta asesmen tambahan menggunakan inventori rumah tangga, dan konseling bersama psikolog profesional dengan durasi 1,5 jam. Biayanya sebesar Rp. 250.000.


Selain 3 paket yang saya sebutkan diatas masih ada paket lainnya seperti paket pelayanan minat bakat kerja, paket pelayanan minat bakat dan paket pelayanan pribadi. Untuk info selengkapnya bisa dicek di Instagram ukpugm.

Eniwei sambil menunggu hasil tes psikologinya Tayo keluar, saya masih terus berupaya untuk mengingatkan Tayo agar tidak menggigit kuku. Karena saya khawatir nanti kuku atau jari tangannya bisa infeksi, dan kuman atau kotoran ditangannya juga bisa masuk kedalam perut dan bikin Tayo sakit. Kasihan juga kalo kebiasaan gigit kuku ini terbawa sampe dewasa, karena secara estetika kukunya juga bakal jadi rusak dan bikin penampilan jadi kurang oke. Tapi..tetep aja saya masih belum bisa menghentikan kebiasaan Tayo tersebut. Jujur, capek juga sih tiap hari harus bawel mengingatkan Tayo untuk tidak menggigit kukunya. Tapi saya juga nggak bisa sih, kalo disuruh mendiamkan saja. Ngomong-ngomong ada nggak ya, yang punya masalah kayak saya? Anaknya suka banget gigitin kuku sampe kukunya habis. Bisa dishare juga dong pengalaman mengatasinya. 

You May Also Like

0 comments

Terimakasih Teman-Teman Semua Atas Komentarnya :)