Menyiapkan Generasi Melek Internet BAIK

by - September 24, 2016

Beberapa tahun yang lalu ada posting artikel yang sempat jadi viral di sosmed dengan judul "Saat anak atau adikmu main IPAD, anak-anak bos google dan apple asyik main tanah di sekolah". Pada saat yang bersamaan kenyataannya anak saya yang saat itu umurnya masih sekitar 4 tahun juga lagi senang-senangnya main IPAD. Ketika membaca artikel viral itu saya masih bisa ngeles dan merasa bahwa pilihan saya untuk mengenalkan gadget sejak dini ke anak itu sudah merupakan tindakan yang benar. Dasar pembelaan saya waktu itu sih simple banget yaitu karena pertimbangan anak-anak yang tinggal di sekitar lingkungan rumah saya semuanya sudah terbiasa main IPAD dan main Smartphone, mosok anak saya enggak? Nanti anak saya dibilang gaptek sendiri dong sama teman-temannya jika tidak saya kenalkan dengan teknologi semacam ini juga. Kasihan kan kalau gaptek sendiri?

Sejujurnya saya dan suami mulai mengenalkan IPAD kepada Tayo saat umurnya masih 2 tahun. Saat itu lagi jamannya booming game angry bird. Kala itu saya sempat merasa bangga, ketika tahu bahwa anak saya yang umurnya masih 2 tahunan ternyata sudah canggih bisa browsing video you tube sendiri dan bisa download game di playstore sendiri. Pokoknya saya merasa bangga aja. Selain bangga, saya juga seneng karena dengan ngasih IPAD ke anak efeknya dia jadi anteng, nggak lari kesana-sini dan saya bisa menyelesaikan berbagai tugas rumah tangga dengan tenang. Pokoknya IPAD selalu kami jadikan andalan untuk bikin Tayo diem dan anteng.

Kemudian kebanggaan kami ini lama-lama berubah jadi kekhawatiran, ketika kami mulai melihat gelagat bahwa Tayo kecanduan game IPAD. Di usianya yang menginjak 4 tahun, anak kesayangan kami ini bisa betah berjam-jam diem aja main game angrybird via IPAD kesayangannya. Yang paling parah itu adalah saat tiba waktunya tidur, Tayo nggak mau tidur. Kalau IPADnya diminta dia bakal nangis kejer. Dan saat itulah saya baru sadar kalau sebagai orang tua kami sudah melakukan kesalahan yaitu terlalu dini mengenalkan gadget kepada Tayo. Kemudian kami sepakat menjual IPAD milik Tayo dan mengalihkan minat Tayo yang tadinya hobi bermain game ke hal lain. Awalnya Tayo masih sering bertanya mencari-cari dimana IPADnya, tapi karena memang barangnya sudah benar-benar tidak ada maka lama-lama Tayo tidak menanyakan lagi. Sebagai gantinya saya ajak Tayo untuk bermain lego dan ternyata dia sangat suka dengan permainan ini. Lalu perlahan-lahan Tayo lupa sama IPAD dan game angry birdnya. 

Saya pikir masalah sudah berhenti sampai disini. Tapi perkiraan saya ternyata salah. Saat Tayo mulai masuk TK, saya amati dia sering memicingkan mata ketika sedang melihat sesuatu. Ada teman saya yang bilang bisa jadi bahwa kebiasaan memicingkan mata tersebut merupakan pertanda ada masalah pada mata Tayo, lalu saya disarankan untuk mengajak Tayo periksa ke dokter mata. Ternyata benar, menurut hasil pemeriksaan dokter, mata Tayo sudah silindris. Tapi memang belum disarankan untuk memakai kacamata. Dokter menyarankan untuk melakukan cek mata setahun lagi demi melihat apakah ada penambahan silindris pada mata Tayo. Saat itu saya sempat juga bertanya ke dokter apa penyebabnya mata Tayo bisa silindris? apa karena pengaruh saat masih umur 2 tahun Tayo sudah terpapar game IPAD? dokter bilang belum tentu itu penyebabnya karena bisa juga faktor genetik. Wah, saya sih malah ragu kalau hal ini terjadi disebabkan oleh faktor genetik, karena saya dan suami saya nggak ada yang matanya silindris. Dalam pikiran saya yang saya curigai sebagai penyebab adalah paparan sinar biru dari IPAD yang sering dimainkan Tayo sejak ia masih kecil. Dalam hati kemudian muncul rasa sesal, coba dulu Tayo saya biarkan main tanah saja seperti anak-anak bos google dan apple yang pernah saya baca di artikel yang sempat viral itu. Tapi sayangnya kini semuanya sudah terlanjur. Terlanjur mata Tayo jadi silindris dan itu semua karena salah saya.

Mengenalkan gadget terlalu dini kepada anak memang lebih bayak dampak negatifnya daripada positifnya. Ada resiko fisik yang mungkin terjadi pada anak yang terpapar internet dan perlu kita waspadai yaitu : 
  • Paparan sinar biru yang dapat mengikis lutein yaitu lapisan tipis yang dapat melindungi retina mata
  • Posisi duduk yang membungkuk dapat menyebabkan nyeri tulang belakang
  • RSI (Repetitive Strain Injury) yaitu radang jari tangan/sindrom vibrasi lengan dan ini bisa berkembang menjadi kecacatan
Hal-hal tersebut di atas saya ketahui lantaran mengikuti arisan ilmu dengan tema internet BAIK yang diselenggarakan oleh kumpulan emak blogger jogja beberapa waktu lalu di hotel NEO Jogjakarta. Dalam kesempatan ini dijelaskan juga tentang durasi bermain game yang diperbolehkan pada anak-anak yaitu sebagai berikut :


Dari situ saya jadi berkaca ke diri sendiri. Jika mengingat masa balita Tayo yang hampir setiap hari bermain game lebih dari 2 jam saya jadi merasa semakin bersalah. Untung sekarang Tayo sudah tidak kecanduan game lagi seperti dulu, tapi efek mata yang sekarang jadi silindris itu yang bikin nyesel saya nggak ilang-ilang sampai sekarang.

Dalam acara arisan ilmu internet BAIK kemarin saya juga mendapat penjelasan tentang resiko anak terpapar pornografi akibat kemudahan akses informasi seperti saat ini. Ada bagian dari otak yang bernama Pre-Frontal Cortex yang bisa rusak jika terus menerus terpapar pornografi. Jika PFC ini sudah rusak maka akan menyebabkan seseorang jadi sulit mengontrol dan mengendalikan perilakunya serta sulit membuat rencana masa depan. Hiii..ngeri banget ya efeknya.



Ngomongin soal pornografi, saat ini memang kondisinya sudah semakin memprihatinkan. Hal-hal negatif semacam ini, kini mulai muncul secara tersamar tidak terang-terangan lagi seperti dulu dan justru yang tersamar seperti inilah yang lebih berbahaya. Konten-konten semacam ini kini muncul dalam bentuk kartun atau animasi yang kalau kita tidak jeli dan terlalu membebaskan anak dalam mengakses internet tanpa pendampingan maka bisa-bisa kita akan kecolongan. Efeknya tentu akan tidak baik bagi perkembangan mental anak-anak kita.

Itulah sebabnya setiap orang tua perlu paham tentang internet BAIK, yaitu seperangkat navigasi yang digunakan oleh pengguna internet untuk dapat mengambil sebesar-besarnya manfaat dan menekan sekuat-kuatnya dampak buruk yang ada di dalamnya. Kata BAIK sendiri merupakan akronim dari Bertanggungjawab, Aman, Inspiratif dan Kreatif.



Teknologi itu seperti sungai yang mengalir di depan rumah kita. Orang tua yang penyayang akan membangun tembok di depan rumah agar anak-anak tidak menuju sungai. Bahkan kalau perlu pasang pagar tinggi, kawat berduri atau dialiri listrik. Tetapi orang tua yang bijak akan mengajari anak-anaknya berenang. Agar mereka bisa mengarungi sungai dengan selamat menuju laut lepas.

Kalimat bijak yang disampaikan mak Irul dalam acara arisan ilmu seperti tertulis diatas bener-bener kena buat saya. Iya di era seperti sekarang, memang rasanya nggak mungkin bagi kita untuk tidak memperbolehkan anak mengakses internet. Untuk kasus Tayo saja hingga kini masih saya perbolehkan untuk pegang gadget tapi maksimal hanya 1 jam dalam sehari karena Tayo suka melihat video tutorial lego dan beberapa video simulator kendaraan. Dengan melihat video tersebut, Tayo jadi sering dapat ide atau inspirasi baru untuk menyusun legonya dan menurut saya itu bisa bikin dia kreatif sehingga saya perbolehkan. Namun saya pernah kecolongan, secara tak sengaja Tayo pernah melihat video yang mengandung konten dewasa dan ini bikin saya kalang kabut kayak orang kebakaran jenggot.


Belajar dari pengalaman tersebut maka kini saya sudah melakukan proteksi terhadap smartphone saya supaya tidak terjadi kasus kecolongan yang berulang. Begini caranya :
  • Mengamankan pencarian di google dengan cara mengaktifkan menu safe search
  • Mengamankan pencarian di you tube dengan cara mengaktifkan mode terbatas (restricted mode)
  • Mengamankan pencarian di play store dengan cara mengaktifkan menu parental controls
Sebagai ibu dari 2 orang anak yang masih bocah dan masih bayi saya merasa beruntung bisa mengetahui informasi tentang internet BAIK ini. Karena mau tidak mau kelak saat anak-anak saya beranjak remaja mereka pasti akan jadi generasi melek internet sehingga perlu dibekali dengan ilmu tentang internet BAIK sejak dini. Prinsipnya sebagai orang tua kita harus bisa memberi contoh yang baik dalam penggunaan gadget kepada anak-anak karena mereka belajar tentang hal ini dari orang tua. Di masa sekarang sangat perlu diajarkan kepada anak tentang kebaikan dan keburukan internet serta bagaimana cara memanfaatkan internet untuk kebaikan.


Ada 5 Tips berinternet baik yang disampaikan oleh mak Prima dalam acara arisan ilmu kemarin yang bisa kita terapkan dan contohkan kepada anak-anak kita supaya kelak mereka bisa tumbuh jadi generasi yang melek internet BAIK yaitu :

1. Keep Playing Or Stop
Ajarkan anak untuk membatasi waktu penggunaan game dan internet sejak dini dengan cara memberi contoh yang baik juga. Misalnya saat lagi demam game Pokemon Go yang bikin banyak orang jadi lupa waktu. Yang namanya game itu memang racun dan bisa bikin kita jadi lupa waktu, makanya saya dan suami juga nggak mau main game Pokemon Go. Takut keracunan soalnya..hahaha..Boleh sih sesekali main game buat refreshing tapi harus bisa mengendalikan diri. Poinnya kita harus bisa mengendalikan kapan bermain dan kapan berhenti, jangan sampai game tersebut yang mengendalikan hidup kita.

2. Click or Close
Saat sedang browsing internet, mungkin kita sering melihat link atau iklan yang menarik untuk di klik. Jika itu terkait dengan konten negatif, seharusnya kita bisa memutuskan untuk tidak melakukan klik atau segera close jika tidak sengaja membuka konten tersebut. Hal ini juga perlu diajarkan kepada anak supaya mereka tidak terjebak paparan pornografi yang punya efek sangat berbahaya.

3. Think before posting
Sebelum menuliskan apapun di sosmed entah itu status fb, twitter, upload foto maupun posting di blog kita harus berpikir dulu dan menimbang-nimbang tentang pantaskan hal tersebut di posting? apa efeknya bagi diri sendiri dan juga orang lain yang melihat atau membaca. 

4. Saring before sharing
Di dunia maya kita bisa mengakses berbagai macam informasi yang terkadang susah dibedakan mana berita yang benar dan mana berita yang hoax. Makanya sebelum melakukan share informasi entah itu yang didapat dari grup whatsapp atau di fb sebaiknya kita pahami dan saring dulu info tersebut. Jangan sampai kita jadi orang yang ikut berperan dalam menyebarkan info hoax yang akhirnya merugikan orang lain. Lakukan Tabayyun terlebih dulu sebelum sharing info apapun di dunia maya.

5. Wise while online
Saat sedang online kita harus bijak. Contohnya bijak saat menjalin pertemanan dengan orang yang baru kita kenal via dunia maya. Jangan terlalu terbuka dalam memberi informasi kepada orang yang belum kita kenal. Selain itu pergunakan aktivitas online untuk melakuan hal bermanfaat seperti menggunakannya untuk belajar hal baru seperti mengikuti kelas online belajar bahasa asing, atau kelas online belajar tentang blogging atau bisnis online dan lain sebagainya. Poin pentingnya adalah gunakan waktu online untuk hal-hal yang bermanfaat untuk kebaikan.



Teknologi internet yang berkembang pesat saat ini memang ibarat dua sisi mata uang yang berbeda. Disatu sisi jika dimanfaatkan dengan baik maka kita bisa mendapatkan banyak sekali keuntungan tapi disisi lain jika kurang ilmu maka kemungkinan untuk terjerumus pada hal-hal negatif akan jadi lebih besar. Sehingga kesimpulannya paham tentang internet BAIK itu hukumnya wajib bagi siapa saja. Yuk sama-sama kita siapkan anak-anak kita untuk jadi generasi melek internet BAIK.

You May Also Like

0 comments

Terimakasih Teman-Teman Semua Atas Komentarnya :)