Mengajak Anak Belajar tentang Nilai Kebersamaan & Toleransi melalui Festival Dolanan Bocah

by - December 01, 2013

Festival Dolanan Bocah 2013 yang diselenggarakan di Kota Solo pada tanggal 17-19 Mei 2013 yang lalu sangat menarik bagi saya. Namun sayangnya waktu itu bertepatan dengan jadwal suami dinas luar kota, sehingga tidak mungkin bagi saya dan anak saya untuk berangkat sendiri ke Solo tanpa suami. Sehingga kami berdua hanya bisa menyimak beritanya melalui TV dan internet saja. Kecewa sih sebenarnya tapi untunglah festival ini digelar secara rutin setiap tahunnya. Jadi masih ada kemungkinan tahun depan kami sekeluarga bisa menyaksikannya lagi. Meski kemungkinannya baru tahun depan kami bisa menyaksikan Festival Dolanan Bocah ini secara langsung, tapi nggak ada salahnya juga sih kalau saya menuliskan tentang kemeriahan festival ini paling tidak buat  saya bisa jadi "tombo gelo" karena tahun ini tidak bisa nonton dan juga untuk penyemangat saya juga agar tahun depan bisa beneran nonton. Selain itu, siapa tau ada orang yang jadi ikutan tertarik nonton festival ini tahun depan lantaran membaca tulisan saya ini..hehehehe..

 
Semaraknya Festival Dolanan Bocah 2013. Sumber Gambar dari SINI
Festival Dolanan Bocah 2013. Sumber gambar dari SINI
Festival Dolanan Bocah sudah menjadi event rutin yang diselenggarakan di kota Solo selama 4 tahun terakhir ini. Festival ini diselenggarakan dengan tujuan untuk menumbuhkembangkan bakat serta ketrampilan anak, penanaman rasa solidaritas, dan semangat kegotongroyongan antar anak. Selain itu penyelenggaraan festival ini juga bermanfaat untuk memperkenalkan dan melestarikan permainan tradisional anak-anak sekaligus membangkitkan kenangan bagi orang-orang yang pernah memainkan dolanan tersebut dimasa lalu seperti saya. Menyaksikan kemeriahan festival ini membuat memori saya jadi teringat tentang kenangan masa lalu saat saya masih kecil. Dulu saya sering main dakon dan engkling di halaman rumah bersama kakak dan adik-adik saya. Tak jarang juga kami main gobak sodor dengan anak-anak tetangga di lapangan dekat rumah. Namun sayangnya saat ini lapangan tersebut sudah berubah jadi perumahan. Sungguh hal tersebut merupakan kenangan masa kecil yang sangat indah bagi kami semua. Mungkin karena terbiasa bermain bersama sejak kecil itulah akhirnya hingga sekarang saya dan ketiga saudara saya tetap kompak dan rukun satu sama lain. Walaupun saat ini kami tinggal saling berjauhan tapi komunikasi diantara kami berempat tetap terjalin baik.
Permaianan tradisional jaranan. sumber gambar dari SINI
Sumber gambar dari SINI

Festival Dolanan Bocah tahun ini diadakan di Plaza Sriwedari Solo dan dimeriahkan oleh berbagai sanggar anak yang menampilkan berbagai macam dolanan dan tembang tradisional anak seperti lir ilir, jamuran, gobak sodor, dakon, engklek, ndok-ndokan, cublak-cublak suweng, delikan, jaranan, wayang bocah dan masih banyak lagi permainan tradisional lainnya. Anak-anak tersebut juga tampil dengan mengenakan kostum tradisional yang berwarna-warni yang semakin menambah keindahan dan kemeriahan dari festival ini.


 Penyelenggaraan Festival Dolanan Bocah di Kota Solo ini selain menjadi salah satu daya tarik yang bisa mendorong wisatawan domestik maupun mancanegara untuk datang berkunjung ke Solo juga bisa berfungsi sebagai sarana untuk mengajarkan pada anak-anak tentang nilai luhur budaya bangsa yang terkandung dalam berbagai permainan tradisional yang saat ini mulai tersingkirkan oleh hadirnya berbagai permainan modern seperti video game dan play station. Saat ini mungkin bukan cuma saya saja yang merasakan masalah seperti ini yaitu melihat anak-anak kita lebih senang menghabiskan waktu bermain dengan video game selama berjam-jam ketimbang bermain di luar rumah bersama teman-temannya. Rasanya sekarang ini sudah jarang sekali saya melihat ada anak yang masih mau bermain gobak sodor, jamuran, dakon, engkling dan lain-lain. Terutama bagi anak-anak yang tinggal di komplek atau perumahan seperti anak saya. Lha gimana mau main gobak sodor, sementara lapangan yang luas untuk berlarian-larian saat ini sudah jarang tersedia, lagipula teman-teman sebayanya juga lebih senang untuk menghabiskan waktu bermain di dalam rumah ketimbang di luar rumah karena mungkin sudah kecapekan juga karena saking banyaknya ikut kegiatan les dimana-mana.
Permainan tradisional jamuran. sumber gambar dari SINI
Mungkin hal itulah yang kemudian menyebabkan anak-anak jaman sekarang jadi punya kecenderungan sifat egois. Memang kalau dari segi kepintaran dan kecerdasan, saya yakin bahwa anak-anak jaman sekarang memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi ketimbang anak-anak jaman saya kecil dulu. Buktinya saat ini banyak anak-anak yang sudah jago mengoperasikan komputer, gadget, play station dan juga bisa memahami berbagai perintah dalam game yang disampaikan dalam bahasa inggris. Sifat egois itu muncul karena kebiasaan mereka bermain secara individual dan jarang berkomunikasi antar satu sama lain. Tidak seperti permainan tradisional jaman dulu yang sangat penuh dengan kebersamaan sehingga bisa menumbuhkan rasa toleransi dan kerjasama antar sesama. Bisa jadi juga fenomena tawuran antar pelajar yang makin marak saat ini juga dikarenakan saat kecil dulu anak-anak tersebut sudah tidak mengenal dolanan anak yang bisa menanamkan semangat kebersamaan dan toleransi sejak dini. Who knows?
 
Permainan tradisional yg makin terpinggirkan. Sumber gambar dari SINI


Festival Dolanan Bocah Tahun 2013 di Kota Solo diselenggarakan oleh Sanggar Suryo Sumirat Mangkunegaran bersama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta. Dalam festival ini anak-anak yang tampil tidak memainkan dolanan tradisional secara sungguhan, karena settingnya memang dibuat dalam bentuk sandiwara. Dalam sandiwara tersebut anak-anak memperagakan berbagai macam dolanan tradisional termasuk tarian dan lagu-lagu dolanan anak seperti ini :
Cublak-Cublak Suweng. Sumber gambar dari SINI


"Cublak Cublak suweng
Suwenge ting gelenter
mambu ketundung gudel
Pak Empong lela lele
Sapa ngguyu ndelikake
Sir pong dele gosong sir
Sir pong dele gosong"

Penyelenggaraan Festival Dolanan Bocah 2013 ini memang patut mendapatkan apresiasi. Namun jika saya menyimak berita yang beredar dikatakan bahwa Festival Dolanan Bocah pada tahun ini kurang semarak jika dibandingkan dengan pelaksanaan pada tahun 2012 yang lalu. Katanya nih..jumlah sanggar yang berpartisipasi pada tahun ini juga tidak sebanyak tahun lalu. Hmm..sayang sekali ya kalau event sebagus ini jadi tenggelam dan pesertanya makin tahun jadi semakin berkurang.
Festival Dolanan Bocah. Sumber gambar dari SINI
Kalau saya boleh usul nih, gimana kalau Festival Dolanan Bocah pada tahun 2014 nanti juga dibarengi dengan rangkaian acara Olimpiade Dolanan Bocah? bayangan saya nih, Festival Dolanan Bocah ini nanti yang bakal jadi puncak acaranya, namun sebelumnya akan lebih seru jika diadakan olimpiade dolanan bocah antar sekolah dasar atau antar kampung atau bisa juga antar tim secara umum. Lombanya juga bisa macam-macam, seperti lomba gobak sodor, lomba benthik, lomba dakon, lomba nekeran, lomba engkling, lomba yeye dan lain-lain. Tentunya jika diadakan lomba semacam ini akan kembali merangsang anak-anak untuk memainkan dolanan tradisional ini lagi. Karena anak-anak akan jadi termotivasi untuk memainkannya minimal demi persiapan untuk ikut olimpiade. Harapan saya pelaksanaan Festival Dolanan Bocah Tahun 2014 nanti bisa lebih semarak dan dapat kembali memasyarakatkan dolanan bocah ini dikalangan anak-anak kita sehingga mereka bisa kembali belajar tentang nilai kebersamaan, kerjasama dan toleransi melalui permainan tradisional ini.

You May Also Like

0 comments

Terimakasih Teman-Teman Semua Atas Komentarnya :)